Penelitian sejak tahun 1960-an menunjukkan bahwa merokok meningkatkan risiko hipertensi, atau dikenal sebagai tekanan darah tinggi. Perokok cenderung menunjukkan tanda-tanda peningkatan denyut jantung dan penyempitan bertahap dari dinding arteri. Ketika arteri mereka semakin mengeras, lalu jantung dipaksa memompa darah lebih keras ke seluruh tubuh, hingga bisa mengakibatkan timbulnya berbagai penyakit lain, seperti gagal ginjal, stroke, dan gagal jantung.
Namun, penelitian terbaru yang diterbitkan oleh rekan penulis Dr. Konstantinos Farsalinos dan Dr. Riccardo Polosa menunjukkan bahwa beralih ke vaping menunjukkan harapan besar bagi perokok yang sebelumnya didiagnosis dengan hipertensi. Studi yang berjudul “Effect of continuous smoking reduction and abstinence on blood pressure and heart rate in smokers switching to electronic cigarettes” sudah tersedia melalui jurnal Internal and Emergency Medicine.
Lalu tiap perangkat vape diisi dengan e-liquid yang sama diberikan kepada masing-masing vaper. Hanya persentase nikotin yang berbeda. 145 dari 211 peserta sebelumnya telah didiagnosis dengan tekanan darah tinggi. 66 sukarelawan lainnya menunjukkan tanda-tanda berbeda dari peningkatan detak jantung. Apa yang ditemukan tim Farsalinos-Polosa adalah beralih ke vaping tidak hanya membantu dalam mengurangi gejala yang berkaitan dengan hipertensi, peningkatan kesehatan berbanding lurus dengan tingkat konsentrasi nikotin dari e-liquid yang diuapkan.
Setelah disesuaikan dengan perubahan berat badan, jenis kelamin dan usia, pengurangan tekanan darah sistolik dari pada awal minggu, terdapat 52 peserta yang secara signifikan tekanan darah peserta kembali mendekati tekanan darah normal yakni 120/80 mmHg. Bisa disimpulkan, perokok yang mengurangi atau berhenti merokok dengan beralih ke rokok elektrik dapat menurunkan tekanan darah sistolik mereka dalam jangka panjang, dan pengurangan ini terlihat lewat stabilnya tekanan darah normal.
Studi saat ini menambah bukti bahwa berhenti merokok dengan menggunakan rokok elektrik tidak mengarah pada nilai tekanan darah yang lebih tinggi, dan ini diamati secara independen.
(Via NCBI)
Comments