Sebuah penelitian baru di Prancis menemukan bahwa nikotin bisa melindungi orang dari infeksi virus korona (coronavirus atau COVID-19). Pengujian lanjutan hendak dilakukan guna menemukan apakah zat tersebut bisa digunakan untuk mencegah atau mengobati virus corona.
Temuan tersebut muncul setelah para peneliti dari Rumah Sakit Pitie-Salpetriere, Paris memeriksa 343 pasien virus korona bersama dengan 139 orang yang terinfeksi korona dengan gejala ringan. Mereka menemukan bahwa sejumlah kecil dari mereka ialah perokok, dibandingkan dengan tingkat merokok sekitar 25,4 persen pada populasi umum Prancis.
“Di antara pasien-pasien ini hanya 5,3 persen adalah perokok,” kata Zahir Amoura, rekan penulis studi dan seorang profesor penyakit dalam.
Sebulan sebelumnya, temuan serupa diterbitkan dalam New England Journal of Medicine yang menunjukkan bahwa 12,6 persen dari 1.000 orang yang terinfeksi di China adalah perokok. Angka tersebut jauh lebih rendah daripada jumlah perokok reguler di populasi umum China (sekitar 26 persen) menurut catatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Menurut ahli neurobiologi Jean-Pierre Changeux dari Institut Pasteur yang juga ikut menulis penelitian ini, nikotin dapat melekat pada reseptor sel. Hal itu membuat nikotin menghalangi virus memasuki sel dan menyebar dalam tubuh.
Para peneliti sedang menunggu persetujuan dari otoritas kesehatan di Prancis untuk melakukan uji klinis lebih lanjut. Mereka berencana untuk menggunakan nikotin pada petugas kesehatan di Rumah Sakit Pitie-Salpetriere di Paris. di mana penelitian awal dilakukan untuk melihat apakah nikotin melindungi mereka dari tertular virus.
Amoura mengatakan bahwa mereka juga telah menerapkan untuk menggunakan plester nikotin (patch) pada pasien yang dirawat di rumah sakit untuk melihat apakah itu membantu mengurangi gejala dan juga pada pasien perawatan intensif yang lebih serius.
Para peneliti sedang menyelidiki apakah nikotin dapat membantu mencegah “badai sitokin”, reaksi berlebihan yang cepat dari sistem kekebalan tubuh yang menurut para ilmuwan dapat memainkan peran kunci dalam kasus COVID-19 yang fatal.
Meski demikian, pejabat kesehatan Prancis Jerome Salomon mengingatkan nikotin memiliki efek berbahaya lainnya. Apalagi pada umumnya penggunaan nikotin identik dengan rokok.
“Mereka yang tidak merokok sama sekali tidak boleh menggunakan pengganti nikotin, yang memiliki efek samping dan menyebabkan kecanduan,” katanya memperingatkan.
Rokok sendiri adalah pembunuh nomor satu di Prancis dengan perkiraan 75 ribu kematian per tahun terkait dengan merokok. Sementara itu, Prancis menjadi salah satu negara di Eropa yang paling terpukul akibat wabah virus korona. Negara ini telah melaporkan lebih dari 155 ribu pasien positif korona dengan angka kematian lebih dari 21 ribu.
(Via AFP)
Comments