Pasien Kolitis Ulseratif (KU) mungkin merasa terbebas dari gejala penyakitnya dalam tahap remisi dengan menggunakan terapi penggantian nikotin, seperti yang ditunjukkan oleh sebuah penelitian baru.
Kolitis ulseratif adalah peradangan kronis yang terjadi pada usus besar (kolon) dan rektum. Pada kelainan ini, terdapat tukak atau luka di dinding usus besar sehingga menyebabkan tinja bercampur dengan darah. KU dapat terjadi pada setiap kelompok usia. Tetapi kondisi ini umumnya mulai terjadi pada mereka yang berusia di bawah 30 tahun.
Penderita gejala KU akan mengalami periode kambuh dan remisi, artinya gejala cenderung datang dan pergi seiring waktu. Hasil dari penelitian 10 tahun menunjukkan bahwa perokok dengan KU lebih kecil kemungkinannya dibandingkan dengan bukan perokok dengan KU yang membutuhkan steroid untuk mengobati ketika kambuh.
Merokok telah terbukti menjadi faktor risiko independen untuk pengembangan Crohn’s Disease (CD). Penghentian merokok bermanfaat bagi pasien dengan CD dan harus menjadi tujuan penting bagi penderita CD. Belum ada hasil yang pasti sampai saat ini mengapa merokok berdampak pada pasien dengan KU dan CD.
Risiko merokok sangat serius dan cukup banyak. Asap rokok mengandung sekitar 4.500 komponen yang dimana 150 zat diantaranya menimbulkan efek karsinogenik atau toksik pada manusia. Meskipun nikotin adalah yang paling banyak diselidiki, dioksin dan sejumlah senyawa lain memiliki efek imunomodulator. Oleh karena itu, menentukan komponen mana yang memberikan efek terbesar adalah sulit.
Merokok ditemukan berdampak pada KU saat periode remisi, tetapi para ilmuwan tidak mengesampingkan kemungkinan bahwa ada hubungan dengan efeknya pada sistem kekebalan tubuh. Dalam kesimpulan mereka, mereka menyarankan penelitian lebih lanjut tentang manfaat penggantian nikotin.
(Via Alodokter / Medical News Today)
Comments