Para Peneliti Sepakat Tidak Ada Hubungan Vaping Dengan COVID-19

By Vapemagz | Lifestyle | Rabu, 12 Agustus 2020

Di tengah pandemi yang diakibatkan oleh penyebaran virus korona (coronavirus atau COVID-19), banyak spekulasi yang mengatakan bahwa vaping dapat menyebabkan penyebaran COVID-19. Memang tidak sedikit peneliti yang memberikan “pernyataan” bahwa vaping dapat meningkatkan risiko seseorang terjangkitnya COVID-19 atau memperburuk kondisi seseorang yang sudah terpapar virus tersebut.

Namun tidak sedikit juga yang membantahnya. Para peneliti dari berbagai negara pun tampak sepakat bahwa tidak ada bukti ilmiah yang membuktikan adanya hubungan antara vaping dengan penyebaran COVID-19. Justru bisa dikatakan sebaliknya.

Caitlyn Notley seorang peneliti yang berspesialisasi dalam studi kecanduan dari University of East Anglia, Inggris menyatakan tidak ada bukti bahwa vaping meningkatkan risiko infeksi COVID-19. Malah menurutnya, dengan beralih sepenuhnya dari merokok ke vaping meningkatkan kondisi kardiovaskular dan pernapasan yang membuat mereka memiliki prognosis yang lebih baik jika terinfeksi oleh COVID-19.

Hal serupa juga dikatakan oleh Dr. Konstantinos Poulas, Associate Professor of Biochemistry di University of Patras, Yunani. Poulas mengatakan bahwa tidak ada bukti bahwa vaping meningkatkan risiko infeksi atau pengembangan penyakit COVID-19 yang serius. Poulas juga menambahkan bahwa COVID-19 merupakan penyakit pernapasan sehingga orang yang memiliki riwayat penyakit asma atau penyakit pernapasan lain lebih rentan terhadap komplikasi.

(Twitter) Dr Konstantinos Poulas, Associate Profassor di University of Patras, Yunani mengatakan bahwa Namun tidak ada bukti bahwa vaping meningkatkan risiko infeksi atau pengembangan penyakit COVID-19 yang serius.

Oleh karena itu, menurut Poulas, banyak perokok atau mantan perokok, baik yang telah beralih ke vaping atau berhenti total, memiliki paru-paru yang lemah atau gangguan pernapasan karena kebiasaan merokok mereka atau kebiasaan mereka terdahulu. Walaupun begitu, Poulas tetap menyimpulkan bahwa tidak ada ada bukti ilmiah yang membuktikan adanya hubungan antara vaping dan COVID-19.

Sebelumnya, Badan Pengawas Obat-obatan dan Makanan Amerika Serikat (Food and Drug Administration atau FDA) sempat mengatakan bahwa vapers, seperti halnya perokok, berada pada risiko komplikasi lebih tinggi tertular virus korona. Belakangan, FDA pun memberikan pernyataan yang mengakui bahwa tidak ada bukti bahwa vaping meningkatkan risiko komplikasi COVID-19 yang lebih tinggi.

Dalam pernyataan tertulis, FDA mengatakan bahwa penggunaan rokok elektrik dapat membuat paru-paru terpapar bahan kimia beracun. Tetapi apakah paparan itu meningkatkan risiko COVID-19 saat ini tidak diketahui.

Milwaukee Journal Sentinel
FDA.

Prof Achmad Syawqie, peneliti senior dari Yayasan Pemerhati Kesehatan Publik (YPKP) juga menghimbau para peneliti, khususnya di Indoneisa untuk melakukan penelitian komprehensif terkait rokok elektrik dan penyebaran COVID-19. Achmad Syawqie mengatakan bahwa kajian-kajian yang dilakukan sejauh ini lebih fokus terhadap rokok ketimbang rokok elektrik.

“Karena rokok menyebabkan permasalahan terhadap paru-paru dan organ vital lainnya. Para peneliti akhirnya menyimpulkan bahwa pengguna rokok elektrik juga sama dengan perokok yaitu lebih mudah terpapar COVID-19. Kami mendukung adanya kajian ilmiah berbasis lokal tentang rokok elektrik,” kata Syawqie.

ASIA HARM REDUCTION FORUM
Prof Achmad Syawqie, peneliti senior dari Yayasan Pemerhati Kesehatan Publik (YPKP).

Walaupun saat ini masih belum terdapat bukti ilmiah yang membuktikan adanya hubungan langsung antara vaping dengan penyebaran COVID-19, namun tentu saja pola kesehatan seseorang masih menjadi faktor yang perlu dipertimbangkan. Maka dari itu, vapers pun harus menerapkan langkah-langkah pencegahan standar yang sama dengan anggota masyarakat lainnya.

Ketua Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia (APVI), Aryo Andrianto memberikan himbauan agar vapers sering membersihkan alat vaping mereka dengan disinfektan. Hal ini untuk mengurangi risiko COVID-19 menempel di peralatan vape mereka setelah mungkin digunakan di tempat-tempat yang terpapar dengan COVID-19.

Selain itu, Aryo juga menghimbau agar vapers juga tidak menghembuskan uap kepada orang-orang di sekitarnya. Namun yang paling penting, Aryo juga mengingatkan untuk selalu mencuci tangan dengan sabun sebelum menggunakan alat vaping tersebut atau melakukan aktivitas lainnya.

Teks: Reiner Rachmat Ntoma, Thomas Rizal

Editor: Thomas Rizal

Sumber: Ein News, Vice, Times, CASAA, APVI

Comments

Comments are closed.