Pakar Kesehatan Publik Nilai WHO Hambat Inovasi Tembakau Alternatif yang Bisa Selamatkan Jutaan Nyawa

By Vapemagz | Lifestyle | Rabu, 3 Juni 2020

Pakar kesehatan publik independen internasional mengkritik kebijakan Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization atau WHO) yang menolak keberadaan inovasi dan teknologi baru seperti produk vaping. Para ahli menilai WHO menyia-nyiakan kesempatan untuk menghindari jutaan kematian dini yang akan disebabkan oleh merokok.

Profesor David Abrams dari School of Global Public Health, New York University mengatakan vaping dan produk-produk nikotin bebas-rokok lainnya merupakan alternatif yang kurang berisiko ketimbang rokok kovnensional. Mereka yang beralih sepenuhnya ke produk tembakau alternatif ini mengalami peningkatan pesat dalam kesehatan mereka.

“Namun WHO terus mempromosikan larangan langsung atau regulasi ekstrem atas produk-produk ini. Tidak masuk akal untuk melarang produk yang jauh lebih aman ketika rokok justru tersedia di mana-mana,” kata Abrams.

Dirinya menyatakan keprihatinannya bahwa WHO akan kehilangan tujuan utama internasional yakni untuk mengurangi kematian akibat kanker, penyakit jantung dan paru-paru. Padahal tujuan Pembangunan Berkelanjutan Dunia setidaknya membutuhkan pengurangan sepertiga angka kematian akibat penyakit tidak menular seperti akibat merokok.

Sementara itu, Profesor Emeritus Robert Beaglehole dari University of Auckland, Selandia Baru menyatakan WHO seharusnya mulai mengadopsi pendekatan pengurangan bahaya (harmless reduction) untuk menurunkan angka perokok.

Scoop
Profesor Emeritus Robert Beaglehole dari University of Auckland, Selandia Baru.

Robert yang juga merupakan mantan direktur Departemen Promosi Penyakit dan Kesehatan Kronis WHO menilai sudah saatnya lembaga internasional di bawah PBB itu merangkul inovasi dalam kebijakan tembakau.

“Mendorong orang untuk beralih ke alternatif berisiko rendah untuk merokok dapat membuat perbedaan besar untuk mengurangi beban penyakit pada tahun 2030. Sudah saatnya WHO mendukung gagasan itu alih-alih menghambatnya,” kata Robert.

Sementara itu, mantan Direktur Action on Smoking and Health UK (ASH) Clive Bates menilai produk tembakau alternatif seperti rokok elektrik terbukti sebagai alternatif yang lebih aman ketimbang rokok konvensional. Dirinya menyesali kebijakan WHO yang justru mengkampanyekan larangan vaping di Hari Tanpa Tembakau Sedunia, 31 Mei lalu.

“Ketika merokok adalah penyebab dominan penyakit yang disebabkan oleh tembakau, mengapa WHO menggunakan Hari Tanpa Tembakau Sedunia untuk menargetkan salah satu alternatif yang paling efektif dan populer untuk berhenti merokok?” ucap Bates.

“Kita jarang melihat industri vaping mengiklankan remaja dan kita tidak pernah melihat anak-anak digunakan dalam iklan vaping komersial. Tetapi pada Hari Tanpa Tembakau Sedunia kita memiliki tontonan absurd dari WHO yang mempromosikan iklan larangan vaping dengan anak-anak. Menurut mereka, apa yang sedang mereka lakukan?” ujarnya.

(Via Manilatimes)

Comments

Comments are closed.