Vaping remaja menjadi masalah serius saat ini, dan berbagai tindakan sudah dilakukan untuk menekan angka yang semakin meningkat. Peran keluarga tentu akan berpengaruh perkembangan angka vaping remaja, interaksi antara anak dan orang tua cukup efektif untuk membuat anak berhenti melakukan vaping.
Sebagai orang tua, kalian harus mengetahui segala hal tentang vaping. Dan jika anak kalian memang melakukan vaping, kamu harus menghadapi dua respon umum, ketika kamu menyuruh mereka berhenti yakni “kenapa saya harus berhenti? Saya menyukainya,” dan “bukan masalah besar, ini merupakan perangkat aman daripada rokok tembakau.”
Ketika anak mulai tetap pada pendiriannya, sebagai orang tua, kalian harus menjelaskan fakta tentang vaping, risiko yang ditimbulkan bagi tubuh dan menjelaskan tahap untuk berhenti secara pelahan.
Dialog dengan anak terutama remaja harus secara halus, pilihlah waktu dan momen yang tepat. Gunakan artikel yang mengangkat tema vaping, atau bahkan tokoh idola yang membuat mereka akhirnya memulai vaping.
Jangan mengharap anak akan langsung berhenti menggunakan perangkat vaping. Remaja pada umumnya mengenal vaping karena inisiatif mereka sendiri dan pengaruh temannya yang memang menjajal lebih dulu vaping.
Lewat pendekatan persuasif, anak perlahan akan menyadari vaping tidak baik untuk usianya, terlebih banyak diantara mereka tidak pernah merokok sebelumnya.
(Via Montgomery Advertiser)
Comments