Shisha Tingkatkan Risiko Obesitas Dan Diabetes?

By Bayu Nugroho | Lifestyle | Rabu, 9 Januari 2019

Penelitian baru menemukan bahwa ketika seseorang melakukan satu sesi shisha akan mendapatkan efek negatif lebih dari sebungkus rokok. Tak hanya itu penelitian ini juga menemukan bahwa seseorang merokok dengan shisha secara signifikan meningkatkan risiko terkena diabetes dan obesitas.

Dalam penelitian ini, beberapa peneliti berusaha mengeksplorasi efek buruk dari merokok shisha, perpaduan tembakau yang dicampur dengan gula atau buah yang dihirup melalui selang atau tabung. Peneliti dari Brighton and Sussex Medical School menemukan bahwa orang akan lebih mungkin mendapatkan berat badan dan diabetes tipe 2 setelah menghirup asap “hookah”, jika dibandingkan dengan non-perokok.

Para peserta dari Iran membuat sebuah kuesioner yang menyelidiki sejarah merokok mereka, faktor risiko kardiovaskular dan kecemasan dan depresi. Kemudian diukur terhadap hasil biokimia mereka, dianalisis dengan mengambil tes darah. Dari 9.840 peserta yang terlibat, 6.742 adalah bukan perokok, 976 adalah mantan perokok, 864 adalah perokok, 1.067 perokok hookah dan 41 perokok dan perokok hookah.

Video Blocks
Obesitas, sindrom metabolik, diabetes dan dislipidemia secara positif terhubung dengan merokok hookah, sementara negatif dikaitkan dengan merokok.

Penelitian ini telah mematahkan keyakinan bahwa merokok shisha biasanya dianggap kurang beracun daripada merokok tembakau. Bahkan, para peneliti menyakinkan bahwa itu bisa lebih merusak kesehatan seseorang.

“Tidak jelas mengapa merokok hookah dikaitkan dengan obesitas dan diabetes. Ada kemungkinan bahwa racun dalam asap merangsang respon peradangan yang menyebabkan jaringan menjadi resisten terhadap efek hormon insulin, yang mengatur glukosa dalam darah. Namun, juga mungkin bahwa merokok hookah dikaitkan dengan perilaku sosial lain yang mengarah pada kenaikan berat badan.”

Menyusul keprihatinan mengenai dampak kesehatan jangka panjang dari merokok hookah, para peneliti menyerukan bahwa shisha seharusnya tidak menarik minat para generasi muda. Menurut analisis 2018 dari Fakultas Kedokteran Universitas Pittsburgh, merokok hookah menyumbang lebih dari setengah volume asap tembakau yang dikonsumsi oleh perokok muda di AS.

British Heart Foundation (BHF) mengklaim bahwa walaupun sulit untuk mengatakan dengan tepat berapa banyak zat beracun yang terpapar pada seseorang dalam sesi shisha biasa, namun Anda dapat berpotensi menghirup jumlah asap yang sama layaknya merokok lebih dari 100 batang rokok.

“Secara tradisional tembakau shisha mengandung tembakau, jadi seperti rokok, tembakau mengandung nikotin, tar, karbon monoksida, dan logam berat, seperti arsenik dan timah. Akibatnya, perokok shisha berisiko akan mengalami potensi penyakit yang sama dengan perokok, seperti penyakit jantung, kanker, penyakit pernapasan dan masalah selama kehamilan.” kata BHF.

(Via Insider)

Comments

Comments are closed.