Masuknya Produk Tembakau yang Dipanaskan Ganggu Industri Rokok di Jepang

By Vapemagz | Lifestyle | Senin, 8 Juni 2020

Sebuah studi baru menunjukkan bahwa masuknya produk tembakau yang dipanaskan (heated tobacco products) memicu penurunan luar biasa dalam penjualan rokok yang mudah terbakar (konvensional) di Jepang. Hasil penelitian mengungkap terjadi penurunan hingga lima kali lipat dalam penjualan rokok sejak produk ini diperkenalkan tahun 2016.

Studi yang dilakukan oleh para peneliti dari Kanada dan Amerika ini melihat bagaimana tren penjualan rokok di Jepang antara 2011 dan 2019. Penelitian menggunakan data dari Tobacco Institute of Japan dan Philip Morris International (PMI).

Dengan judul “What Is Accounting for the Rapid Decline in Cigarette Sales in Japan?“, penelitian diterbitkan pada 20 Mei 2020 di jurnal ilmiah peer-review International Journal of Environmental Research dan Public Public.

“Kami telah melihat penurunan paling cepat dalam penjualan rokok yang pernah disaksikan di pasar utama,” kata Profesor David Sweanor dari University of Ottawa, salah satu penulis penelitian.

Menurut Sweanor, minat konsumen dan lingkungan peraturan di Jepang berpengaruh dalam membentuk pasar produk tembakau yang dipanaskan. Sweanor mengatakan Jepang adalah kisah sukses dalam pengurangan dampak buruk tembakau dengan produk tembakau alternatif seperti rokok elektrik.

Reuters
Produk tembakau yang dipanaskan mulai diperkenalkan di Jepang mulai tahun 2016.

Tidak seperti rokok konvensional, produk tembakau yang dipanaskan ialah perangkat bebas asap yang tidak membakar. Perangkat dirancang khusus untuk memanaskan tembakau yang melepaskan uap mengandung nikotin.

Karena tembakau tidak terbakar, tingkat bahan kimia berbahaya yang diproduksi oleh produk tembakau yang dipanaskan secara signifikan lebih rendah dibandingkan dengan asap rokok konvensional. Adapun di Jepang, merek produk tembakau yang dipanaskan paling populer adalah IQOS, produk dari PMI.

Sweanor mengatakan regulasi di Jepang turut membangkitkan minat besar di kalangan perokok untuk beralih ke produk tembakau alternatif. Sweanor menekankan bahwa kebijakan harus memberdayakan konsumen untuk bisa mengendalikan kesehatan mereka.

“Kebijakan harus memastikan bahwa serangkaian produk alternatif berisiko rendah tidak hanya tersedia di pasar, tetapi juga memiliki keunggulan regulasi lainnya seperti keringanan pajak dibandingkan rokok. Ini berpotensi mengubah kesehatan masyarakat. Kita sudah lama tahu bahwa orang merokok karena nikotin tetapi mati karena asap,” ucap Sweanor.

(Via Manilla Times)

Comments

Comments are closed.