Penelitian yang berjudul “Smokers perceptions of risks and harm from snus relative to cigarettes: A latent profile analysis study“, menganalisis tanggapan 256 perokok sehubungan dengan persepsi mereka tentang risiko kanker paru-paru, penyakit jantung dan kanker mulut saat menggunakan snus dengan rokok.
Sayangnya, hanya sekitar 17 persen yang secara akurat menyatakan bahwa snus memiliki risiko lebih rendah untuk kanker paru-paru, dengan 45 persen yang salah mengatakan bahwa snus sama atau lebih berbahaya untuk ketiga risiko penyakit tersebut, dan 38 persen mengatakan bahwa snus membawa peningkatan risiko hanya untuk kanker mulut.
Snus adalah produk tembakau bubuk lembab yang ditempatkan di dalam atas di balik bibir untuk waktu yang lama. Produk ini populer di Swedia, Denmark dan Norwegia, dimana produk ini dinyatakan legal dan dianggap sebagai produk harm reduction yang efektif. Faktanya, snus tidak hanya menyebabkan Swedia membanggakan tingkat merokok terendah di Eropa, tetapi yang lebih penting negara ini memiliki tingkat kanker paru-paru terendah di seluruh benua.
Pemimpin penelitian Universitas Rutgers, Olivia Wackowski, menyayangkan situasi di AS berbeda. “Penelitian ini terus menunjukkan bahwa masyarakat tidak memahami bahwa proses pembakaran yang terjadi pada rokok tembakau lebih berbahaya daripada tembakau tanpa asap seperti snus,” kata Wackowski.
(Via Science Direct)
Comments