Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), Seto Mulyadi menyampaikan perlu adanya tobacco distancing untuk melawan virus korona (coronavirus atau COVID-19). Tobacco distancing memiliki artik menjaga jarak dari produk tembakau seperti rokok.

“Jadi, bukan hanya physical atau social distancing saja. Kita juga perlu tobacco distancing. Ada hubungan yang nyata antara rokok dengan COVID-19,” kata pria yang akrab disapa Kak Seto ini. Menurutnya perokok aktif punya risiko terjangkit COVID-19. Kondisi ini diperkuat bila perokok yang bersangkutan punya riwayat penyakit paru-paru.

“Ini juga didukung oleh berbagai temuan temuan pendapat para pakar di bidangnya. Artinya perokok memiliki risiko yang cukup tinggi mengalami komplikasi sehingga dapat menurunkan imunitas. Kondisi itu akan rentan terpapar COVID-19,” tambahnya.

Kak Seto juga mengatakan ada kecemasan anak-anak jadi mudah terpapar asap rokok di rumah. Pasalnya social distancing biasanya membuat perokok aktif bisa saja merokok di dalam rumah.

Dok BNPB
Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), Seto Mulyadi.

“Anak bisa jadi korban rokok di dalam rumah yang mana sekarang lebih banyak orang berdiam di rumah. Kami juga mencoba meminta laporan bagaimana dampak asap rokok di rumah selama pandemi COVID-19,” lanjut Kak Seto.

“Dari laporan yang masuk betul sekali kalau anak sekarang ini jadi terdampak asap rokok di rumah. Ini mungkin orangtuanya merokok untuk membunuh rasa bosan,” tambahnya.

Untuk itu Kak Seto mengingatkan untuk para perokok supaya lebih memerhatikan diri bila merokok di dalam rumah. Apalagi ada anak-anak di rumah.

“Pandemi Korona ini sangat serius dan dampaknya sudah ke mana-mana termasuk anak-anak. Suara anak-anak yang harus berada di rumah, beberapa melaporkan mereka mengalami stres dan tegang,” ucap Kak Seto.

(Via Liputan6.com)