Terobosan baru coba dilakukan oleh Dinas Kesehatan Suarabaya, dengan membuka klinik berhenti merokok di seluruh Puskesmas Kota Pahlawan itu. Salah satunya adalah Puskesmas Ketabang, yang sejak November lalu memulai program klinik berhenti merokok, SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique). Namun, hingga kini program ini ternyata masih sepi peminat.
“SEFT sudah dimulai sejak 1 November (2019) kemarin, namun belum ada pasien yang datang berniat untuk berhenti merokok,” ujar Fitri Nurliana, salah satu terapis SEFT.
Salah satu kendalanya adalah di Puskesmas Ketabang belum ada ruangan khusus klinik terapi berhenti merokok. Saat ini ruangan terapi masih digabung dengan ruang poli psikologi. Selain itu, teknik SEFT masih di bagian psikologi saja
“Sebenarnya, teknik SEFT ini kan dari keinginan berhenti merokok dari orangnya sendiri, teknik ini hanya membantu saja,” ungkapnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Febria Rachmanita menyampaikan, seluruh Puskesmas di Kota Surabaya telah memiliki klinik berhenti merokok. Klinik tersebut disediakan untuk memfasilitasi warga yang ingin berhenti dari kebiasaan merokok.
“Cukup banyak warga yang memanfaatkan terapi tersebut untuk berhenti merokok. Alhasil, terdapat sejumlah perokok yang berhenti total dari kebiasaannya, setelah menjalani terapi tersebut,” ungkapnya.
“Dengan terapi SEFT dapat membantu berhenti merokok, karena ada titik-titik dari bagian tubuh yang dipijit. Karena berkaitan dengan psikologis, kalau tidak berhasil itu berarti kemauannya tidak begitu kuat,” tambahnya.
Klinik Berhenti Merokok menindaklanjuti Perda No. 5 Tahun 2008 tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR) dan Kawasan Terbatas Merokok (KTM) yang saat ini telah direvisi menjadi Perda No. 2 Tahun 2019 tentang Kawasan Tanpa Rokok. Untuk melindungi kesehatan masyarakat dari bahaya merokok, disamping peraturan, Dinas Kesehatan juga menyediakan solusi konkret dengan membuka klinik berhenti merokok.
(Via Suara)
Comments