Ketua PDPI: Hanya 10 Persen Perokok Tidak Menderita Kanker Paru

By Vapemagz | Lifestyle | Rabu, 12 Februari 2020

Ketua umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Agus Dwi Susanto mengungkapkan sebuah penelitian menemukan hanya 10 persen populasi manusia yang tidak terkena kanker paru meskipun aktif sebagai perokok.

“Ada sekitar 10 persen di dunia orang perokok itu dia tidak sakit. Hal itu dikarenakan ada faktor genetik yang hingga kini belum bisa dijawab secara medis,” kata Agus dalam sela konferensi pers pencanangan Gerakan Nasional Indonesia Peduli Kanker Paru (IPKP) di Kawasan Gondangdia, Jakarta, Selasa (11/2/2020).

Menurut Agus, meskipun individu perokok tersebut tidak terkena kanker paru bisa jadi ia terserang penyakit lain akibat merokok. “Rokok itu tidak hanya menyebabkan kanker (paru), tapi bisa menyebabkan penyakit lain,” katanya.

Meskipun demikian, sekitar 90 persen orang yang merokok berpotensi besar terserang berbagai macam penyakit, salah satunya kanker paru-paru. “Data 10 persen itu sudah ada riset di luar negeri,” katanya.

Terkait perbandingan bahaya kesehatan akibat mengisap rokok biasa dengan vape atau rokok elektrik, Agus Dwi Susanto mengungkapkan bahan-bahan karsinogen penyebab kanker seperti nitrosamin, formaldehida, akrolein juga ditemukan dalam vape.

Pixabay
Vape

“Riset pada tikus-tikus yang terekspos vape itu hampir 70-80 persen timbul kanker parunya,” ungkap dia. Senada, Ketua kelompok kerja (Pokja) Kanker Paru (PDPI) dr Elisna Syahruddin mengatakan risikonya sama saja.

“Selama berbentuk asap (atau uap pada vape) risikonya sama. Salah, menggunakan vape untuk berhenti merokok. Justru asap dari vape itu lebih kental. Meskipun ada yang mengatakan kandungan vape itu aman, tapi iritasi asapnya melukai saluran napas, asap mengandung karsinogen dan mengiritasi saluran napas,” kata dia.

Ia mengatakan penyebab kanker paru ialah unsur yang terkandung dalam asap rokok dan aliran asap ke saluran pernapasan manusia sehingga menyebabkan kerusakan organ tubuh. Bahkan, ujarnya, meskipun rokok tersebut dikategorikan herbal tetap saja dapat memicu kanker paru.

Hal itu termasuk pula rokok shisha ala timur tengah karena asapnya bisa merusak saluran pernapasan. Ia menambahkan meningkatnya angka kanker paru di Indonesia selama 10 tahun terakhir disebabkan oleh faktor risiko penyakit itu tidak dikendalikan sehingga menambah jumlah penderita.

(Via Antara)

Comments

Comments are closed.