Kandungan Kimia dari Likuid Vapor Berpotensi Meningkatkan Risiko Penyakit Jantung

By Vapemagz | Lifestyle | Minggu, 2 Juni 2019

Rokok elektrik dianggap kurang berisiko jika dibandingkan dengan rokok biasa. Perokok konvensional yang kesulitan menghentikan kecanduan merokok terkadang beralih ke rokok elektrik, dengan harapan menghindari bahan kimia penyebab kanker dalam asap tembakau. Akan tetapi, sebuah peneliti menemukan kandungan perasa dalam likuid vape justru berpotensi buruk bagi kesehatan jantung.

Zat kimia yang dihirup dapat menimbulkan risiko unik yang penting untuk dipahami, terutama karena semakin banyak remaja yang mencoba produk ini. “Tidak mungkin bagi saya mendatangi pasien dan melepaskan arteri mereka untuk mengujinya” kata Dr. Joseph Wu, Direktur Institut Kardiovaskular Universitas Stanford.

Untuk itu, timnya mencoba menumbuhkan sel-sel yang biasanya melapisi pembuluh darah manusia yang sehat. Mereka mengekspos sel pada enam perasa rokok elektrik yang berbeda, menguji apakah rasa, dan bukan hanya nikotin yang berpotensi mengakibatkan efek negatif dari likuid vapor.

Mereka juga melacak apa yang terjadi ketika sel-sel itu tercampur dalam darah yang diambil dari sampel darah orang-orang yang baru saja menggunakan rokok elektrik. Penelitian ini mempelajari bagaimana bahan kimia dari likuid bisa sampai ke sistem kardiovaskular.

Para peneliti telah menguji enam jenis likuid vape beraroma, mulai yang rasa buah, tembakau, kayu manis dan mentol. Adapun soal rasa, kayu manis dan mentol tampaknya yang paling beracun. Mereka menemukan ada kandungan nikotin yang berbeda pada liquid vape dan bisa menyebabkan kerusakan DNA, kematian sel serta peradangan.

Studi ini menemukan kerusakan sel-sel yang melapisi pembuluh darah dapat menyebabkan pembuluh mengeras dan membentuk gumpalan. Artinya, penggunaan vape yang terlalu berlebihan dapat meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.

“Studi ini jelas menunjukkan bahwa rokok elektrik bukan alternatif yang aman untuk menggantikan rokok konvensional. Kami melihat ada berbagai tingkatan nikotin di dalam likuid vape yang berbeda-beda dan itu semua bisa menyebabkan kerusakan sel,” kata Wu.

The Stanford Daily
Dr. Joseph Wu, Direktur Institut Kardiovaskular Universitas Stanford.

Hasil penelitian ini memang belum dapat membuktikan vaping benar-benar membahayakan. Meski demikian, Dr. Jane Freedman dari Universitas Massachusetts yang tidak terlibat dalam penelitian menyatakan penemuan ini membuktikan perlunya pengujian keamanan tambahan terkait risiko vaping.

“Temuan menunjukkan bahwa meski tanpa asap seperti rokok yang mudah terbakar, rokok elektrik mungkin memiliki api membara yang bisa merugikan kesehatan,” tulisnya dalam editorial.

Studi lain pada pertemuan jantung baru-baru ini mengamati catatan kesehatan untuk menyimpulkan bahwa pengguna rokok elektrik memiliki risiko serangan jantung yang lebih tinggi dibandingkan orang yang tidak melakukan vape. Tetapi hasil ini baru merupakan petunjuk, belum bukti.

Tim Wu merencanakan studi tambahan. Para peneliti bekerja dengan apa yang disebut “sel iPS,” sel biasa yang diambil dari sukarelawan sehat dan diprogram ulang ke dalam keadaan di mana mereka dapat tumbuh menjadi semua jenis jaringan. Selanjutnya mereka juga akan melakukan pengujian terhadap jaringan jantung dan otak.

(Via Associated Press)

Comments

Comments are closed.