Jarang Berolahraga Lebih Berbahaya Dari Hisap Tembakau

By Vapemagz | Lifestyle | Kamis, 25 Oktober 2018

Tak bisa dimungkiri, merokok adalah tindakan yang tidak baik bagai kesehatan. Sementara itu, menghisap produk tembakau alternatif seperti rokok elektrik atau vape juga masih menyisakan perdebatan terkait pro kontranya dengan kesehatan. Faktanya, ada kebiasaan yang lebih berbahaya ketimbang menghisap tembakau yang justru lebih merusak kesehatan. Kebiasaan yang dimaksud adalah jarang berolahraga.

Tanpa olahraga, fungsi tubuh tak akan berjalan optimal. Sederet bahaya yang tidak bisa dianggap remeh siap mengintai di balik kebiasaan melupakan olahraga atau aktivitas fisik. Sebuah penelitian terbaru menemukan tingkat risiko kematian lebih tinggi pada orang-orang yang jarang berolahraga. Bahkan, bahaya dari jarangnya berolahraga dinilai lebih parah daripada kebiasaan merokok, mengidap diabetes, atau menderita hipertensi.

Penelitian yang dipublikasikan pada jurnal JAMA Network Open itu menyebutkan bahwa jarang berolahraga memiliki risiko kematian 30 persen lebih tinggi. “Jarang berolahraga harus diperlakukan sebagai penyakit yang memiliki resep,” ujar pemimpin riset, dr Wael Jaber, ahli kesehatan jantung di Cleveland Clinic.

Peneliti mempelajari 122.007 pasien yang giat melakukan treadmill di Cleveland Clinic selama periode waktu 1 Januari 1991-31 Desember 2014. Mereka mengukur semua penyebab kematian peserta penelitian, khususnya yang berkaitan dengan kebiasaan jarang berolahraga. Sebanyak 12 persen kematian disebabkan oleh tingkat intensitas olahraga atau aktivitas fisik yang rendah.

Risiko kematian yang lebih tinggi itu terlihat ketika peneliti membandingkan kedua kelompok, mereka yang giat berolahraga dan mereka yang jarang berolahraga. “Orang-orang yang jarang berolahraga atau melakukan treadmill berisiko dua kali lipat terserang gagal ginjal,” kata Jaber.

Getty Images
Kebiasaan melakukan treadmill sangat baik untuk kesehatan anda.

Penelitian ini semakin meyakinkan anggapan bahwa kebugaran bisa memberikan angka harapan hidup yang lebih panjang. Manfaat olahraga kebugaran seperti aerobik, menjadi tak berbatas. Hal ini sekaligus membantah sejumlah penelitian yang mengaitkan intensitas olahraga yang tinggi dengan risiko kematian.

“Tak ada tingkat intensitas olahraga tertentu yang bisa menimbulkan risiko kematian. Di sini justru kami melihat intensitas olahraga tinggi memiliki risiko kematian yang lebih rendah,” jelas Jaber. Manfaat dari giat berolahraga bisa dirasakan orang tiap orang, dari segala umur dan segala jenis kelamin. “Meskipun berusia 40 hingga 80an, manfaat olahraga tetap bisa dirasakan,” kata Jaber.

Dengan kata lain, penelitian ini mengajak para vapers untuk bergerak dan bangkit dari kasur atau tempat duduk kesayangan. Ahli kesehatan jantung di Lenox Hill Hospital, Satjit Bhusri, mengatakan bahwa penelitian ini memperkuat apa yang telah diketahui sebelumnya.

Gaya hidup minim aktivitas fisik telah menimbulkan risiko tinggi gangguan jantung. Namun, Bhusri yakin jika hal tersebut dapat diubah. “Kita ditakdirkan untuk berjalan, berlari, berolahraga. Ini semua tentang bangkit dari kursi dan bergerak,” ujar Bhusri.

Untuk itu, para vapers sebaiknya mulai biasakan diri untuk aktif berolahraga, setidaknya dua hari seminggu. Hai itu sudah cukup menawarkan manfaat-manfaat. Sebuah penelitian dari Exercise and Environmental Medicine at Texas Health Presbyterian Hospital dab University of Texas Southwestern Medical Center pada Mei lalu menemukan bahwa berolahraga dua hingga tiga kali seminggu dapat menimalisir kekakuan arteri berukuran sedang.

(Via CNN.com)

Comments

Comments are closed.