Jangan Takut Untuk Vaping

By Bayu Nugroho | Lifestyle | Jumat, 13 September 2019

Dari lima dari enam kasus terkait vaping, produk yang terindikasi dibeli secara ilegal di pasar gelap, sisanya likuid lainnya mereka dapatkan di toko ganja legal di Oregon. Dari 120 sampel yang diterima Food and Drug Administration (FDA) untuk pengujian, dimana 10 dari 18 sampel THC mengandung minyak vitamin E. Satu teori sementara bahwa minyak vitamin E tidak disarankan untuk penggunaan vaping.

FDA tengah menyelidiki beberapa produk likuid ganja ilegal di AS, namun tetap berpesan untuk para vapers untuk “jangan panik”. Diharapkan vapers untuk tidak membeli produk dengan ekstrak ganja atau membelinya di jalanan. Ketika kamu membeli likuid yang tidak berlisensi dari penjual yang tidak di regulasi, kamu tidak tahu apa kandungan didalamnya.

Inilah sebabnya mengapa pemerintah juga melarang orang untuk minuman Moonshine Spirit, yang kadang-kadang mematikan. Di Kosta Rika, misalnya, 25 orang baru-baru ini meninggal, karena minuman keras yang terkontaminasi metanol. Namun, seperti halnya dengan alkohol, regulator harus menarik perbedaan antara produk ilegal dan jenis legal yang tidak tercemar.

The Telegraph
Rokok tembakau tercatat telah membunuh 450.000 orang AS setiap tahunnya dan tujuh juta orang di seluruh dunia.

Rokok elektrik tidak baik untuk kamu, apalagi bagi yang bukan perokok sebelumnya. Uap yang dicampur dengan nikotin membuat ketagihan. Namun, bila seseorang perokok yang memang memutuskan untuk beralih ke vaping akan memperoleh kesehatan yang lebih baik, itu adalah jalan yang tepat.

Di lain hal, rokok elektrik berpotensi menarik para generasi baru pecandu nikotin terutama remaja. Faktanya seperempat murid sekolah menengah AS telah menjajal vape dan ini dinilai sangat mengkhawatirkan. Maka tak mengejutkan bila negara lain seperti Mesir, Meksiko, Singapura, Taiwan, dan Brasil, telah melarang rokok elektrik.

Indonesia sendiri lebih memilih untuk mengatur vaping dengan cara yang bijaksana, bukan dengan menghilangkannya. Berbeda dengan Uni Eropa yang lebih memilih membatasi jumlah nikotin yang boleh digunakan, bukan melarangnya.

(Via Economist)

Comments

Comments are closed.