Para pembaca vapemagz yang budiman, rokok elektrik atau disebut juga dengan vape semakin hari semakin digandrungi, terlebih di kalangan anak muda. Selain itu, belakangan ini juga banyak perokok konvensional yang beralih ke rokok elektrik. Alasannya? Tentu mereka punya alasan tersendiri atas pilihannya itu.
Karena melihat perkembangan pengguna vape kian hari kian meningkat, maka vapemagz mencoba untuk memberikan edukasi seputar vape itu sendiri. Kali ini, vapemagz akan membahas tentang “Vape Tanpa Nikotin” yang dirangkum dari berbagai sumber terpercaya. Lalu seperti apa penjelasannya? Yuk simak tulisan di bawah ini.
Amankah vape tanpa nikotin?
Sebagian besar ahli medis sekarang setuju bahwa rokok elektrik jauh lebih aman daripada rokok konvensional, tetapi banyak perokok yang berpikir untuk mencobanya masih memiliki beberapa pertanyaan. Satu hal yang sering kita dengar adalah pertanyaan, “Apakah aman vape tanpa nikotin?”
Biasanya, orang mengklaim bahwa vape dengan nikotin tidak lah aman. Bahaya berlebihan dari nikotin adalah salah satu alasan yang paling sering dikutip mengapa rokok elektrik buruk dan harus dikendalikan. Beberapa negara bahkan telah mengeluarkan undang-undang yang membatasi kandungan nikotin. Di Uni Eropa misalnya, dosis nikotin pada liquid yang dapat dijual hanya sebatas 20mg/ml.
Faktanya, “bahaya” nikotin sebagian besar bersifat imajiner. Ya, nikotin berbahaya jika digunakannya dalam jumlah dosis yang besar. Namun perlu di garis bawahi bahwa konsentrasi dan kuantitas dalam liquid vape tidaklah masuk dalam kategori yang membahayakan. Bahkan banyak liquid dengan dosis yang lebih besar yang ditemukan di luar Uni Eropa tidak akan membahayakan vapers. Sebab, nikotin bahkan tidak benar-benar membuat ketagihan jika dipisahkan dari bahan kimia lain dalam asap tembakau, sehingga dugaan resiko nikotin vaping dapat diabaikan. Jadi mengapa orang-orang khawatir tentang keamanan vaping tanpa nikotin?
Kebanyakan vapers menggunakan liquid yang mengandung nikotin, tetapi tidak semua melakukannya. Jika vapers menggunakan vape sebagai cara untuk berhenti merokok, atau untuk menghindari rokok, maka hal tadi yang disebut mungkin tidaklah bagus menggunakan vape tanpa nikotin. Resiko yang mungkin terjadi tidak ada hubungannya dengan vaping. Vapers mungkin merasa rokok elektriknya sangat tidak memuaskan sehingga vapers pergi keluar dan membeli sebungkus yang sudah pasti mengandung nikotin.
Beberapa mantan perokok konvensional yang beralih ke vape ingin menghentikan nikotin sepenuhnya. Itu tidak masalah, tetapi penting untuk bertindak dengan pelan-pelan. Caranya? Kurangi secara bertahap, dalam langkah-langkah kecil, dan tentunya luangkan waktu. Sebagian besar perokok yang beralih harus mulai vaping pada dosis 24mg/ml. Jika vapers terjebak dengan batasan regulasi seperti di Uni Eropa misalnya, vapers bisa mulai mencobanya dari dosis 18mg/ml. Setelah beberapa bulan, vapers dapat mencoba menguranginya hingga 12mg/ml, kemudian dalam beberapa bulan lagi turun menjadi 6mg/ml.

Ilustrasi liquid dengan berbagai dosis nikotin.
Ini memang terlihat lama, tetapi ingatlah bahwa jika vapers seorang mantan perokok, tubuhnya tentu terbiasa dengan nikotin. Jika vapers mencoba benar-benar berhenti menggunakan produk tanpa nikotin dalam beberapa bulan, vapers mungkin akan gagal, dan ada kemungkinan akan merokok kembali.
Banyak mantan perokok konvensional senang untuk terus vaping, dan jika itu adalah kalian, sebenarnya tidak ada gunanya mencoba menghentikan nikotin. Karena vaping sebagai titik tengah dalam sebuah kemajuan, dan dalam hal ini memang masuk akal untuk menurunkan kadar nikotin secara bertahap.
Yang terpenting adalah jangan terburu-buru. Jika vapers bertujuan untuk menurunkan nikotin di tubuh menjadi nol selama setahun, kemudian mengurangi vaping sampai berhenti sepenuhnya setelah enam bulan atau lebih, itu mungkin bisa terjadi.
Namun, untuk vapers yang tinggal di Indonesia rasanya sulit untuk menerapkan vaping dengan liquid tanpa nikotin. Sebab, produk liquid tanpa nikotin di Indonesia kurang populer bagi vapers. Sekalipun ada yang menjual liquid tanpa nikotin, rasanya itu menjadi sebuah hal yang langka, bahkan sulit sekali untuk ditemui.
(Disunting dari vapingpost.com)
Comments