Hasil Penelitian Unpad, Produk Tembakau Alternatif Lebih Minim Resiko

By Vapemagz | Lifestyle | Kamis, 1 Oktober 2020

Pusat Unggulan Iptek Inovasi Pelayanan Kefarmasian Universitas Padjadjaran (PUIIPK Unpad) mempublikasikan temuan-temuan hasil pencarian pustaka secara sistematis pada diskusi daring bertajuk “Faktor Pengurangan Risiko Hasil Pengolahan Tembakau Lainnya (HPTL) untuk Penerapan di Indonesia”, Senin (28/9/2020).

Studi ini menyimpulkan bahwa penerapan HPTL juga dinilai efektif dalam smoking reduction dan smoking cessation karena memberikan pilihan variasi profil risiko, mulai dari produk yang mengandung tembakau tanpa pembakaran, hingga produk nikotin non-tembakau dengan atau tanpa pembakaran.

Selain itu, HPTL memiliki resiko lebih minimal dalam hal kejadian tidak diharapkan atau adverse event (AE) yang lebih kecil dibandingkan produk konvensional.

“Kami melihat pendekatan harm reduction atau pengurangan dampak buruk dapat diterapkan untuk mengatasi angka prevalensi perokok dewasa di Indonesia yang mencapai 33,8 persen, seperti pada data Riset Kesehatan Dasar 2018,” kata Ketua Peneliti Auliya A. Suwantika.

Liputan6.com
Produk tembakau alternatif.

“Produk HPTL yang kami tinjau, seperti e-cigarette (EC), tobacco heating system (THS) dan snus dapat berperan dalam smoking reduction dan smoking cessation. Penggunaan HPTL dapat menyebabkan kejadian tidak diharapkan atau AE, namun secara umum HPTL memiliki nilai risiko dalam hal AE yang lebih kecil dibandingkan rokok konvensional.”

Selain memaparkan temuan studi, PUIIPK Unpad juga menyampaikan policy brief yang dapat digunakan para pembuat kebijakan. Diantaranya, perlu dilakukan studi lanjutan yang lebih komprehensif seperti uji toksikologi, studi populasi, uji klinis maupun uji eksperimen terkontrol secara acak. Sementara dalam konsep pengurangan risiko, perlu dilakukan upaya untuk mendorong masyarakat agar dapat beralih ke produk yang lebih rendah risiko.

“Kami berharap studi ini dapat menjadi langkah awal yang baik untuk memahami potensi manfaat dan profil risiko HPTL. Namun, agar HTPL dapat dilihat secara holistik, kita perlu mendorong terwujudnya lebih banyak riset klinis yang melibatkan pemerintah, akademisi, industri, dan masyarakat. Semua ini harus dilakukan demi mewujudkan masyarakat Indonesia yang sehat dan produktif,” tutup Ketua PUIIPK Unpad, Irma Melyani Puspitasari.

(Via Liputan6.com)

Comments

Comments are closed.