Hasil Penelitian di Kanada, Vaping Saat Hamil Meningkatkan Risiko Anak dengan Masalah Perilaku

By Vapemagz | Lifestyle | Sabtu, 26 September 2020

Sebuah studi dari University of Calgary, Kanada menemukan bahwa vaping saat hamil dapat meningkatkan risiko anak yang dilahirkan mengalami masalah perilaku (behavioural problems). Penelitian baru mengklaim bahwa paparan bahan kimia rokok elektrik di dalam rahim dapat menyebabkan kondisi anak yang hiperaktif.

Vaping saat hamil menyebabkan perubahan yang lebih buruk pada materi abu-abu (grey matter) janin yang belum lahir. Materi abu-abu adalah komponen utama dalam sistem saraf pusat.

Calon ibu di Inggris telah diperingatkan bahwa merokok dapat berdampak buruk bagi bayi mereka. Merokok saat hamil telah dikaitkan dengan ADHD dan autisme pada anak-anak yang dilahirkan.

Beberapa ibu hamil memutuskan beralih ke vaping yang dianggap lebih aman dari rokok konvensional. Sayangnya, hasil penelitian membuktikan vaping saat hamil juga bisa memicu kondisi neurologis pada anak dalam kandungan.

“Vaping selama kehamilan membuat otak bayi yang sedang berkembang terpapar bahan kimia di dalam vape. Hasil penelitian kami menunjukkan vaping beraroma (rasa) memiliki potensi untuk mempengaruhi perkembangan otak sebelum melahirkan,” kata penulis utama, Profesor Mathilakath Vijayan.

Getty Images/Istockphoto
Paparan bahan kimia rokok elektrik di dalam rahim dapat menyebabkan kondisi anak yang hiperaktif.

Para peneliti menggunakan respons fotometer untuk melacak data. Model penelitian tersebut menunjukkan bahwa paparan vaping ketika di dalam rahim menumpulkan persepsi sensorik dan mengubah perilaku.

“Kami menguji efek dari rasa raspberry biru dan kayu manis, dengan liquid vape tanpa rasa dan tanpa nikotin. Sementara vape tanpa rasa tidak memiliki dampak, vape beraroma tanpa nikotin menyebabkan perubahan perilaku yang mendalam, yang dampaknya mirip dengan vaping nikotin,” kata Prof Vijayan,

“Vaping selama kehamilan membuat otak bayi yang sedang berkembang terpapar bahan kimia di vape. Vape beraroma dengan nikotin berpotensi menyebabkan lebih banyak perubahan perilaku pada anak.”

Royal College of Midwives sebelumnya sempat menyarankan perokok yang hamil untuk menggunakan vape sebagai bantuan berhenti merokok. Situs web National Health Service (NHS) menyebut penggunaan rokok elektrik jauh lebih aman bagi ibu hamil dan kandungan daripada terus merokok.

Namun, Prof Vijayan menilai tidak cukup informasi yang tersedia untuk memastikan vaping aman untuk bayi yang belum lahir. “Dengan lebih dari 7.000 rasa vape di pasaran, masing-masing memiliki profil unik bahan kimia dalam aerosol akhir. Mengkarakterisasi potensi neurotoksisitas mereka akan menjadi tugas yang berat.”

(Via Daily Star)

Comments

Comments are closed.