Filipina Didesak Terapkan Kebijakan Tembakau Alternatif untuk Turunkan Angka Perokok

By Vapemagz | Lifestyle | Selasa, 14 April 2020

Filipina menjadi salah satu negara di Asia yang memiliki tingkat angka perokok yang cukup tinggi. Hasil dari Global Adult Tobacco Survey menunjukkan negara di kawasan Asia Tenggara ini memiliki sekitar 16 juta perokok, dimana sekitar 88 ribu penduduk Filipina meninggal karena penyakit akibat rokok setiap tahunnya.

Peter Paul Dator, Presiden dari The Vapers Philippines mengatakan sudah saatnya pemerintah Filipina menerapkan kebijakan produk tembakau alternatif seperti rokok elektrik untuk menekan angka perokok. Beberapa studi telah membuktikan bahwa keberadaan rokok elektrik bisa menjadi pengganti rokok konvensional yang membantu perokok berhenti.

“Negara kita memiliki banyak perokok dan tingkat berhenti merokok yang rendah. Departemen Kesehatan (DOH) dan pembuat kebijakan lainnya harus melihat bukti penelitian rokok elektrik dengan pikiran terbuka. Mereka harus memulai membuat keputusan berbasis sains untuk membantu mengurangi angka perokok di negara ini,” kata Dator.

Sebuah studi di India yang dilakukan oleh Dr. Konstantinos Farsalinos dan para peneliti India lainnya menunjukkan bahwa mayoritas pengguna rokok elektrik menggunakan produk untuk alasan berhenti merokok. Studi ini dipublikasikan di Harm Reduction Journal pada 30 Maret 2020.

Philstar
Penggunaan vape sebagai pengganti dari rokok konvensional.

Survei berbasis wawancara yang melibatkan 3.000 vapers berusia 18 tahun ke atas dari delapan kota metropolitan terbesar di India ini menunjukkan sebagian besar responden (71,3 persen) menggunakan rokok elektrik untuk berhenti (30 persen) atau mengurangi (41,3 persen) konsumsi rokok. Sekitar 81 persen responden survei adalah pria dan 19 persen wanita dengan usia rata-rata 29 tahun.

“Seperti India, Filipina memiliki tingkat berhenti merokok yang sangat rendah yaitu 4 persen. Tingkat berhenti yang rendah ini menunjukkan tidak efektifnya strategi negara dalam menekan angka perokok,” kata Dator.

Penggunaan rokok elektrik sebagai pengganti rokok konvensional yang lebih aman telah diakui organisasi-organisasi kesehatan di Inggris seperti Action on Smoking and Health (ASH), Public Health England (PHE), Cancer Research UK, the Royal College of Physicians dan the Royal College of General Practitioners.

“DOH harus memberi perhatian khusus pada bagaimana hasil penelitian ini. Setiap tahunnya negara mengeluarkan biaya perawatan kesehatan dan kerugian akibat kehilangan pendapatan karena penyakit yang berhubungan dengan merokok dan kematian prematur sekitar P188 miliar (USD4 miliar),” ucap Gator.

“Kebijakan produk tembakau alternatif ini bisa menekan angka perokok yang pada akhirnya bisa menyelamatkan para perokok, sekaligus mengurangi biaya dan kerugian yang perlu diderita negara,” tutupnya.

(Via Manila Standard)

Comments

Comments are closed.