FDA Selidiki Kemungkinan Hubungan Kejang Dan Vaping

By Bayu Nugroho | Lifestyle | Jumat, 5 April 2019

Dalam siaran pers FDA mengklaim bahwa antara tahun 2010 dan 2019, hampir 10 tahun, 35 kasus dilaporkan tentang orang yang mengalami kejang tak lama setelah menggunakan vape. Dan meskipun FDA juga menyatakan bahwa agensi tersebut tidak mengkonfirmasi hubungan antara vaping dan kejang. Agensi tetap percaya bahwa masyarakat harus segera diberitahu tentang kemungkinan tersebut.

“Kami ingin menjadi jelas bahwa kami belum tahu apakah ada hubungan langsung antara penggunaan vape dan risiko kejang. Kami belum dapat mengatakan dengan pasti bahwa vape menyebabkan kejang ini. Kami membagikan informasi awal ini kepada publik karena sebagai agen kesehatan masyarakat mempunyai tugas untuk berkomunikasi tentang masalah keamanan potensial yang terkait dengan produk yang kami atur yang sedang diselidiki secara ilmiah oleh agensi,” kutipan siaran pers FDA.

Baris terakhir itu benar-benar patut diperhatikan. Hampir seolah-olah Gottlieb mengeluarkan seruan untuk bertindak yang meminta setiap orang ketakutan akan mengalami kejang ketika vaping.

Unsplash
Baris terakhir siaran pers tersebut FDA patut diperhatikan. Hampir seolah-olah Gottlieb mengeluarkan seruan membuat setiap orang ketakutan akan mengalami kejang ketika vaping.

Dari 35 kasus melibatkan orang yang baru melakukan vaping sekali. Dan beberapa terjadi pada vaper harian. Beberapa kejang terjadi setelah hanya beberapa hembusan, dan beberapa korban bahkan memiliki riwayat kejang sebelumnya. Dan mungkin bahkan lebih mengejutkan, beberapa orang bahkan tidak vaping e-liquid biasa. Melainkan vaping ganja, amfetamin, atau zat lain sebagai gantinya.

Tetapi Gottlieb tidak akan pernah bermimpi untuk menyalahkan industri ganja, dan menyerang Big Pharma adalah hal yang pasti tidak boleh. Jadi, sekali lagi, vaping mungkin akan terkena dampaknya.

(Via FDA)

Comments

Comments are closed.