FDA Akui Tidak Ada Bukti yang Mengaitkan Vaping dengan Risiko COVID-19

By Vapemagz | Lifestyle | Senin, 20 April 2020

Badan Pengawas Obat-obatan dan Makanan Amerika Serikat (US Food and Drug Administration atau FDA) mengakui bahwa tidak ada bukti bahwa vaping meningkatkan risiko komplikasi virus korona (coronavirus atau COVID-19) yang lebih tinggi. Meski demikian, agen federal AS itu terus memperingatkan bahwa merokok memang menimbulkan bahaya.

“Penggunaan rokok elektrik dapat membuat paru-paru terpapar bahan kimia beracun. Tetapi apakah paparan itu meningkatkan risiko COVID-19 saat ini tidak diketahui,” kata FDA dalam pernyataan tertulisnya.

Pernyataan itu dikeluarkan setelah FDA sempat mengatakan bahwa vapers berada pada risiko komplikasi lebih tinggi tertular virus korona. Hal ini sempat memantik kemarahan dari beberapa komunitas kontrol tembakau dan vapers di AS.

“FDA layak tidak mendapat tepuk tangan karena akhirnya berada di posisi yang tepat. Bahwa tidak ada bukti yang mengaitkan penggunaan produk nikotin dengan infeksi COVID-19 atau memperparah tingkat keparahan,” kata Gregory Conley, presiden American Vaping Association (AVA).

“FDA sepenuhnya tidak bertanggung jawab. Mereka seperti menyiramkan bensin ke api beberapa minggu yang lalu dengan mengomentari subjek yang sekarang mereka akui sebenarnya tidak mereka ketahui,”

Reuters
US Food and Drug Administration atau FDA.

Pada akhir Maret lalu jaksa agung Iowa, Tom Miller bergabung dengan sekumpulan ilmuwan dan pakar kebijakan lainnya yang mengirim surat ke FDA dan mengkritik pernyataan FDA tentang kaitan vaping dan coronavirus. Para pengkritik itu termasuk profesor dari Harvard, New York University, dan University of Michigan. yang

“Atas dasar apa FDA menyatakan pernyataan itu. Di mana alasan berbasis bukti yang membuat mereka menasihati perokok dewasa agar tidak melakukan vaping terutama selama krisis COVID-19 ini?” tulis mereka.

FDA sebelumnya juga telah mendapat kritik terkait vaping setelah sempat mengaiktan vaping dengan penyakit paru-paru misterius akibat penggunaan rokok elektrik atau EVALI. Belakangan, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengklarifikasi dan mengungkapkan bahwa EVALI disebabkan karena penggunaan likuid mengandung vitamin E Asetat dan cartridge THC yang ilegal.

Matt Culley, anggota dewan Consumer Advocates for Smoke-Free Alternatives Association mengaku senang setelah FDA menarik pernyataan mereka terkait vaping dan virus korona. Dirinya mengaku saat ini masih banyak pihak yang mencoba mengaitkan pandemi virus korona dengan bahaya vaping.

“Saya senang FDA telah memutuskan untuk menarik kembali pernyataan mereka, tidak seperti banyak pihak yang menggunakan pandemi untuk menyatakan perang terhadap vaping secara tidak ilmiah. Sayangnya seperti yang kita lihat tahun lalu dengan kesalahan informasi EVALI, kerusakan akibat pernyataan FDA sudah terjadi. Ini dikhawatirkan akan melukai upaya pengurangan dampak buruk tembakau dalam jangka panjang,” katanya.

(Via Vice)

Comments

Comments are closed.