Efek Negatif Shisha Lebih Tinggi Bila Digunakan Saat Ramadan

By Vapemagz | Lifestyle | Selasa, 7 Mei 2019

Shisha menjadi alternatif rokok yang sangat populer, khususnya di area Timur Tengah. Di Dubai, Uni Emirat Arab, misalnya, pada bulan Ramadan ini, banyak restoran dan tenda yang melayani shisha jelang sahur sampai sekitar jam 3 pagi. Para tamu umumnya menghabiskan waktu lebih lama untuk mengisap shisha.

Meski demikian, menurut dokter spesialis kardiologi di Health Shield Medical Center, Ghania Slimani, kegiatan mengisap shisha sebaiknya dihindari pada masa Ramadan ini. Slimani mengungkapkan, efek negatif dari mengisap shisha jauh lebih tinggi apabila dilakukan oleh orang yang sedang berpuasa.

“Ketika Anda berpuasa, tubuh mengalami dehidrasi dan membutuhkan oksigen dan glukosa. Kondisi ini membuat tubuh menjadi responsif terhadap efek buruk tembakau. Darah menjadi lebih kental dan risiko pembekuan darah menjadi lebih tinggi,” ujar Slimani.

John Moore/Getty Images
Tren mengisap shisha sedang berkembang, khususnya di area Timur Tengah. (ZAL)

Dehidrasi saat puasa berpotensi meningkatkan risiko serangan jantung akibat kejang koroner yang dipicu nikotin. Tekanan darah meningkat dan detak jantung menjadi tidak teratur yang terkadang menyebabkan aritmia (gangguan irama jantung) yang bisa mengancam jiwa.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization atau WHO), asap yang dihirup dalam satu jam shisha setara dengan 100 rokok. Asap tembakau tetap mengandung zat kimia penyebab kanker yang lebih tinggi bahkan setelah melewati air.

Menurut penelitian, shisha dan rokok mengandung lebih dari 4.000 senyawa kanker (karsinogen) dan racun, seperti nikotin, tar, dan karbon monoksida. Slimani juga menilai penikmat shisha berpotensi terkena risiko penyakit menular.

“Terkadang pipa shisha tidak selalu dibersihkan dengan benar. Marilah Ramadan ini dijadikan sebagai kesempatan untuk berhenti mengisap shisa maupun merokok tembakau,” ujarnya.

(Via Arabian Business)

Comments

Comments are closed.