Ketua Penasihat Asosiasi Vapers Indonesia (AVI), Dimasz Jeremiah mengaku senang saat ini rokok elektrik atau vape sedang hangat diperbincangkan publik. Menurut Dimasz hal ini membuktikan bahwa orang lebih ingin mengetahui apa itu vape dan perannya sebagai alternatif pengganti rokok.
Dimasz sendiri merupakan salah seorang perokok yang beralih menggunakan vape untuk mengurangi dampak buruk dari produk tembakau konvensional itu. Berkat vape, dirinya berhasil menghilangkan ketergantungan rokok selama 20 tahun.
Dimasz sendiri terdorong untuk berhenti merokok setelah orang tuanya mengalami sakit akibat rokok. Namun dalam perjalanannya, ia kerap mengalami kegagalan. Dimasz mengatakan bahwa hanya ada sekitar 4% perokok yang berhasil berhenti.
“Akhirnya saya mengerti bahwa berhenti merokok adalah suatu proyek besar untuk para perokok. Nah, di setiap proyek besar pasti ada milestones dan baby steps-nya, tidak bisa langsung sempurna. Jadi, goal-nya diubah, sebelum sempurna (yaitu berhenti total), lebih baik (alternatif pengganti) dulu deh,” kata Dimasz dalam salah satu episode lifestyleOne.
Sejak beralih ke vape, dirinya merasakan nafasnya menjadi lebih enak dan ringan. Dampaknya adalah dirinya kini kuat berolahraga lebih lama, serta tidur lebih nyenyak.

lifestyleOne
Ketua Penasihat Asosiasi Vapers Indonesia (AVI), Dimasz Jeremiah.
“Lalu, yang paling happy siapa? Keluarga, anak-anak, dan istri. Mereka jadi menikmati banget kalau kitanya tidak bau rokok, mereka tidak terpapar asap rokok pasif, dan lebih irit serta makan pun jadi lebih enak,” ucap Dimasz.
Publik sendiri masih seringkali keliru dalam membedakan vape dengan rokok konvensional. Terutama terkait kandungannya seperti perbedaan antara nikotin dan TAR. Dimasz menjelaskan bahwa, serupa seperti kafein di dalam kopi, nikotin merupakan zat adiktif yang membuat perokok kecanduan dengan tembakau.
Sementara TAR adalah zat yang dihasilkan ketika terjadi pembakaran pada tembakau, dan TAR mengandung ribuan zat berbahaya yang bersifat karsinogenik.
“Kalau rokok (konvensional) ada TAR-nya yang ikutan nempel, sedangkan kalau vape hanya mengandung nikotin yang sudah diekstrak sehingga sudah tidak mengandung TAR,” ucap Dimasz.
Sebelumnya, dr. Arifandi Sanjaya dalam episode lifestyleOne lainnya mengatakan nikotin sebenarnya merupakan zat yang banyak ditemukan di tumbuh-tumbuhan seperti terong dan tomat, dan kadang kita konsumsi dalam jumlah kecil lewat sayuran maupun tumbuhan.
“Selain itu, perlu digaris bawahi bahwa nikotin itu tidak menyebabkan kanker. Di sisi lain, TAR dapat menyebabkan banyak masalah kesehatan, dari masalah jantung, paru-paru, kerusakan sel, bahkan kesuburan,” kata dr. Arifandi.
(Via lifestyleOne)
Comments