CDC: Vitamin E Asetat adalah Bahan Kimia yang Memprihatinkan

By Vapemagz | Lifestyle | Minggu, 22 Desember 2019

Pejabat kesehatan Amerika Serikat, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mengatakan pada hari Jumat (20/12) bahwa ada penurunan kunjungan gawat darurat yang disebabkan oleh penyakit paru-paru yang misterius terkait dengan vaping. CDC merekomendasikan agar penyedia layanan kesehatan tetap memantau para pasiesn yang telah keluar dari rumah sakit.

Sehari sebelumnya, CDC melaporkan 54 kematian dan 2.506 dirawat di rumah sakit karena penyakit EVALI (E-cigarette or Vaping Product use Associated Lung Injury). Kematian telah dikonfirmasi di 27 negara bagian dan Distrik Columbia, dan CDC mengatakan lebih banyak kematian sedang diselidiki.

CDC pada hari Jumat merekomendasikan bahwa pasien yang telah keluar dari rumah sakit perlu tetap ditindak lanjuti dengan pantauan klinis selama 48 jam setelah keluar dari rumah sakit. Sekadar informasi, waktu tindak lanjut ini lebih pendek daripada rekomendasi sebelumnya antara satu dan dua minggu.

Pada bulan November, para pejabat AS melaporkan penemuan Vitamin E asetat yang diyakini digunakan dalam produk vaping ilegal yang mengandung komponen ganja, di semua sampel paru-paru dari 29 pasien.

“Sementara vitamin E asetat dikaitkan dengan penyakit, ada banyak zat dan sumber produk yang berbeda sedang diselidiki, dan mungkin ada lebih dari satu penyebab,” kata CDC seperti dilaporkan Reuters.

Istock
CDC: vitamin E asetat semakin banyak ditambahkan ke kartrid yang mengandung THC.

CDC telah menyebut Vitamin E asetat sebagai “bahan kimia yang memprihatinkan” dan merekomendasikan zat tersebut agar tidak digunakan dalam produk rokok elektrik atau vaping, sementara penyelidikan terus berlangsung.

Dalam wawancara telepon dengan Reuters, Dr. Anne Schuchat, wakil direktur utama CDC, mengatakan bukti sekarang menunjukkan bahwa vitamin E asetat semakin banyak ditambahkan ke kartrid yang mengandung THC, senyawa penghasil ganja yang tinggi. Kasus ini dimulai pada bulan Juni, ketika wabah mulai meningkat.

Schuchat mengatakan THC vaping “sebagian besar menjelaskan” peningkatan besar dalam kasus akut yang melonjak selama musim panas, tetapi temuan itu tidak menyiratkan bahwa vaping nikotin sepenuhnya aman.

Dalam sebuah studi terpisah dalam Laporan Mingguan Kematian dan Morbiditas CDC, dari 2.409 orang yang kasusnya dilaporkan ke CDC pada 10 Desember, 31 pasien yang telah dipulangkan jatuh sakit lagi dan harus dibawa kembali ke rumah sakit, dan tujuh orang meninggal tak lama setelah keluar.

Pasien yang sakit setelah pulang cenderung memiliki riwayat penyakit jantung, kondisi pernapasan dan diabetes. Mereka yang meninggal setelah dipulangkan kebanyakan berusia 50 tahun atau lebih.

Dengan kasus-kasus ini, CDC sekarang merekomendasikan agar pasien stabil secara klinis pada saat dipulangkan, dan mereka menindaklanjuti dengan dokter dalam waktu dua hari setelah pemulangan.

(Via Reuters)

Comments

Comments are closed.