Bisnis Vape Booming, Pemerintah Selandia Baru Segera Regulasi Aturan Vaping

By Vapemagz | Lifestyle | Jumat, 11 Januari 2019

Dengan lonjakan orang yang ingin berhenti merokok, bisnis vaping berkembang pesat di Selandia Baru. Beberapa penelitian juga telah mengungkapkan bahwa vaping adalah pilihan yang lebih sehat dan lebih murah bagi mereka yang ingin berhenti merokok.

Hal ini dialami betul oleh Josh McNally. Setelah berkutat dengan asap rokok selama 15 tahun, dirinya kini beralih ke vaping. “Kini saya tidak lagi terengah-engah setelah berjalan. Batuk yang biasa saya dapatkan ketika pagi kini telah hilang,” katanya kepada Newshub.

Selain merasakan betul vaping lebih aman dari rokok, dirinya mengaku vaping juga membuat dirinya bisa menghemat uang yang biasanya dia habiskan untuk merokok. “Uang yang saya tabung saya alihkan untuk mendaftar ke pusat kebugaran. Demi mengembalikan kebugaran tubuh dan benar-benar mengembalikan kesehatan ke jalur yang benar,” ujarnya.

Menurut lembaga bantuan berhenti merokok, Quitline, ada peningkatan 30 persen pada orang yang menghubungi Quitline tahun ini. Sebanyak 10 persen dari mereka menggunakan vaping sebagai alat untuk berhenti merokok.

Vapoteurs.net
Dengan lonjakan orang yang ingin berhenti merokok, bisnis vaping berkembang pesat di Selandia Baru.

Apa yang dirasakan Josh juga dirasakan para perokok lainnya di Selandia Baru yang kini telah beralih ke vaping. Menurut pemilik NZVapor, QJ Satchell, saat ini terdapat 200.000 vapers di Selandia Baru, dan bisnis vaping sedang booming.

“Kami tidak ingin orang yang tidak merokok mulai vaping, kami tidak ingin anak-anak mulai menguap, kami ingin memastikan bahwa kami mendekati orang yang tepat dan mereka adalah perokok, perokok dewasa yang perlu berhenti,” katanya.

Secara keseluruhan, tingkat perokok di Selandia Baru telah turun dalam beberapa tahun terakhir, seiring dengan berkembangnya vaping di Negeri Kiwi itu. Saat ini, tingkat perokok di Selandia Baru menjadi di bawah 14 persen.

Meski demikian, pemerintah Selandia Baru menyadari vaping tidak sepenuhnya bebas risiko. Untuk itu pemerintah berencana untuk mengatur produk vaping akhir tahun ini. Hal ini dianggap sebagai langkah lain menuju menjadi negara bebas asap rokok.

QJ Satchell mengatakan orang harus memastikan mereka memilih produk yang tepat dan teraman. “Hanya ada empat produk dalam e-liquid yang layak: propilen glikol, gliserin sayuran, penyedap dan, jika dipilih, nikotin. Tidak perlu ada kandungan lainnya lagi, hanya itu,” ujarnya.

(Via Newshub)

Comments

Comments are closed.