Benarkah Vaping Picu Kekerasan Remaja?

By Bayu Nugroho | Lifestyle | Jumat, 31 Mei 2019

Vaping bisa menjadi pintu gerbang menuju kenakalan. Baru-baru ini muncul sebuah penelitian yang menyesatkan yang berasal dari Universitas Texas dan San Antonio. Mereka mengklaim bahwa remaja yang melakukan vaping lebih cenderung mencuri dan melakukan kejahatan dengan kekerasan.

Penelitian yang diterbitkan di bulan ini di Journal of Criminal Justice, melacak sampel nasional remaja AS di kelas 8 dan 10, mereka menyatakan telah menemukan bahwa remaja yang vaping berada pada risiko tinggi untuk melakukan tindakan kekerasan dan pencurian properti.

Lalu penelitian ini menyimpulkan bahwa perilaku “nakal” terbagi dalam empat kategori:

● Kenakalan keras seperti berkelahi di sekolah, terlibat dalam aktivitas geng dan membawa senjata ke sekolah.
● Kenakalan properti seperti mencuri atau merusak properti.
● Jenis-jenis kenakalan “lainnya” seperti masuk tanpa izin atau melarikan diri dari rumah.
● Kombinasi tiga ancaman dari perilaku di atas.

“Harapan kami, penelitian ini akan mengarah pada pengakuan di antara para pembuat kebijakan, praktisi, dan orang tua bahwa tren pertumbuhan vaping remaja bukan hanya tidak sehat atau lebih buruk. Fakta ini bisa berarti penanda awal risiko yang berkaitan dengan kekerasan, pelanggaran properti, dan tindakan pelanggaran lainnya,” kata Jackson.

Lancaster Online
Kasus yang beredar akibat vaping nyatanya hanya seputar penggunaan ilegal di dalam lingkungan sekolah, pembuangan sampah yang sembarangan oleh remaja dan tingkat ketagihan nikotin yang meresahkan orang tua. Klaim kekerasan, perusakan properti dan melarikan diri dari rumah belum terungkap hingga kini.

Namun, penelitian ini meragukan keadaan sebenarnya. Centers for Disease Control and Prevention memang menemukan 4,9 juta siswa sekolah menengah menggunakan beberapa jenis produk tembakau pada tahun 2018, naik dari 3,6 juta pada tahun 2017. Selain itu, persentase anak-anak usia sekolah menengah yang melaporkan penggunaan vaping meningkat lebih banyak dari 75 persen antara 2017 dan 2018.

(Via New York Post)

Comments

Comments are closed.