Beda Jenis Kanker, Rokok Kretek dan Filter Sama-Sama Berbahaya

By Vapemagz | Lifestyle | Kamis, 7 Maret 2019

Merokok merupakan faktor risiko paling utama yang menyebabkan kanker paru dan beragam jenis kanker lainnya. Apapun jenis rokoknya, keretek atau filter, maupun hanya sebagai perokok pasif, asap rokok yang dihasilkan dari sisa pembakaran rokok sama-sama dapat menyebabkan kanker. Hal ini disampaikan oleh pulmonologist dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Dr. dr. Sita Andarini, PhD, SpP(K).

“Semua jenis rokok itu berbahaya, tapi kretek lebih berbahaya lagi. Rokok jenis ini diberi spice atau cengkeh yang mengandung minyak atsiri. Kandungan di dalam minyak inilah yang dapat memicu timbulnya sel kanker jika dihisap secara terus-menerus,” kata Sita.

Menurutnya, terdapat perbedaan jenis kanker paru berdasarkan rokok yang dihisap. Rokok keretek memiliki partikel asap yang lebih besar sehingga menumpuk di rongga yang juga besar. Rongga besar itu merupakan saluran pernapasan yang menghubungkan rongga mulut dan paru-paru. Sita menyebut, jenis kanker yang terbentuk adalah adenokarsinoma.

“Rokok keretek partikelnya lebih besar sehingga kankernya di daerah saluran pernapasan. Bayangkan apabila manusia tersedak nasi saja sudah batuk-batuk, apalagi kalau ada kanker tumbuh di sana, pasti akan semakin terasa sesak,” kata Sita dalam Forum Ngobras di Jakarta, akhir bulan lalu.

Okezone
Ahli paru atau pulmonologist dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Dr. dr. Sita Andarini, PhD, SpP(K).

Adapun rokok berfilter memiliki partikel yang lebih kecil sehingga mampu menembus jaringan yang kecil, yakni jaringan perifer. Jaringan ini terletak di pinggir paru-paru. Jenis kanker yang terbentuk adalah karsinoma sel skuamosa.

“Sementara bagi perokok pasif, ia menghirup asap sisa pembakaran yang sudah dikeluarkan oleh para perokok aktif. Sisa pembakaran itu juga memiliki partikel yang kecil sehingga masuk ke saluran napas yang lebih kecil yakni perifer,” ujar Sita menjelaskan.

Menurut Sita, baik di jaringan adenokarsinoma ataupun sel skuamosa, keduanya sama-sama ganas. “Sama parahnya, cuma beda jenisnya saja. Sama beratnya,” ujar Sita.

Dokter yang menamatkan disertasi di bidang imunologi ini menilai, pada perokok aktif, risiko terjadi kanker meningkat 13,6 kali lipat. Sedangkan pada perokok pasif, risiko kanker meningkat empat kali lipat dibandingkan orang yang tidak merokok. “Rokok dapat menyebabkan kanker lantaran bersifat toksik. Sifat toksik ini berasal dari 6 ribu bahan kimia dan 60 jenis karsinogen langsung,” tutupnya.

Oleh karena itu, demi mencegah kanker lakukan pola hidup sehat dan hindari merokok.

(Via Okezone)

Comments

Comments are closed.