APPNINDO Jelaskan Mengapa Vape Menghasilkan Lebih Sedikit Senyawa Beracun

By Vapemagz | Lifestyle | Jumat, 12 Juni 2020

Jika berbicara kesehatan, jalan terbaik adalah tidak mengonsumsi vape maupun rokok tembakau. Namun, beberapa penelitian menunjukkan bahwa vape menghasilkan lebih sedikit senyawa beracun.

Ketika seorang perokok menghisap rokok tembakau, setidaknya 7.000 bahan kimia dilepaskan karena pembakaran rokok. Zat seperti karbon monoksida, nikotin, radikal bebas, karbonil (termasuk akrolein) yang dihasilkan rokok konvensional berkontribusi terhadap penyakit kardiovaskuler.

Sementara itu, vape akan mengeluarkan uap dari aerosol saat dihembuskan. Uap tersebut tidak mengandung karbon monoksida seperti yang ada pada asap tembakau. Direktur Medis dan Klinis salah satu laboratorium di Amerika Serikat, dr. Josh Vose, telah meneliti bahwa emisi bekas vape memiliki risiko 95 persen lebih rendah terhadap perokok pasif.

Pixabay
Vape

Cairan dalam vape biasanya mengandung propilen glikol, gliserin, dan perasa. Dilansir US National Library of Medicine, penggunaan zat propilen glikol dan gliserin telah disetujui untuk digunakan dalam produk makanan dan kosmetik. Dr. Josh Vose juga mengatakan propilen glikol tidak berbahaya bagi pernapasan.

Departemen Kesehatan Masyarakat Inggris, Public Health England, juga telah meninjau bahwa belum ada risiko kesehatan yang teridentifikasi dari orang-orang yang berada di sekeliling vaper.

Dilansir European Cardiology Review, sebuah studi yang dilakukan seorang Toksikologi dan Farmakologi dari Polandia, menunjukkan bahwa vape menghasilkan paparan yang jauh lebih rendah terhadap berbagai racun dan zat yang dapat menyebabkan pertumbuhan sel kanker (karsinogen) yang ada dalam tembakau ketika dibakar.

Bagi perokok, pilihan yang terbaik adalah berhenti. Namun bila belum bisa berhenti, mungkin bisa mempertimbangkan vape dengan sebelumnya berkonsultasi dengan ahli kesehatan.

(APPNINDO)

Comments

Comments are closed.