Ahli Biomedik Universitas Brawijaya Nilai Produk Tembakau Alternatif Bisa Kurangi Angka Perokok

By Vapemagz | Lifestyle | Rabu, 22 April 2020

Ahli Biomedik dari Universitas Brawijaya, Masdiana Chendrakasih Padaga menilai produk tembakau alternatif seperti rokok elektrik dapat menjadi alternatif bagi perokok dewasa untuk beralih ke produk tembakau yang lebih rendah risiko. Produk tembakau alternatif memang tidak sepenuhnya bebas risiko, namun lebih dianjurkan penggunaannya daripada terus merokok yang lebih berbahaya.

“Perokok juga tetap mendapatkan nikotin yang dicari oleh para perokok melalui produk tembakau alternatif. Upaya tersebut telah terbukti dapat mengurangi angka perokok di sejumlah negara seperti di Inggris dan Jepang,” kata Masdiana.

Berdasarkan kajian Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (Centers for Disease Control and Prevention), merokok menyebabkan 80 persen kasus kematian akibat kanker paru-paru pada wanita. Sementara para pria bisa mencapai sebesar 90 persen kasus kematian akibat kanker paru-paru. Hal ini disebabkan karena pembakaran rokok menghasilkan TAR.

Shutterstock
Penggunaan produk tembakau alternatif bisa membantu perokok berhenti merokok.

“Produk tembakau alternatif memiliki risiko yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan rokok karena tidak ada proses pembakaran sehingga tidak menghasilkan TAR. Jika mengalami kesulitan untuk berhenti, perokok bisa beralih ke produk tembakau alternatif seperti produk tembakau yang dipanaskan dan rokok elektrik,” ucapnya.

Produk tembakau alternatif hanya menghasilkan uap (aerosol) dari penggunaannya. Hal ini dikarenakan tidak adanya proses pembakaran melainkan proses pemanasan yang terkontrol. Dengan demikian rokok elektrik tidak menghasilkan asap yang mengandung TAR serta abu sisa pembakaran.

Sekadar informasi, Inggris selama ini dianggap sebagai negara yang berhasil memperkenalkan produk tembakau alternatif untuk menurunkan angka perokok. Data dari studi merokok nasional yang dilakukan Public Health England (PHE) menunjukkan penurunan jumlah perokok dewasa sebesar 2,2 persen dari Januari hingga Juli 2019 atau setara dengan sekitar 200 perokok setiap jam.

(Via Liputan6.com)

Comments

Comments are closed.