80 Persen Wanita Peserta Vape2Save di Selandia Baru Sukses Berhenti Merokok Secara Total

By Vapemagz | Lifestyle | Jumat, 12 April 2019

Advokat kesehatan masyarakat Selandia Baru, Rebecca Ruwhiu-Collins membentuk program Vape2Save, untuk membantu para perokok. Dimulai dari tahun 2015, para perokok berat yang mengikuti program ini terus menunjukkan hasil positif untuk bisa berhenti merokok secara total.

Salah satunya adalah Mel Morris, yang mengikuti program percontohan (pilot project) dari Vape2Save pada 2015. Sebelumnya, Mel berusaha berhenti merokok dengan menggunakan semua produk pengganti nikotin lainnya seperti permen karet nikotin dan plester nikotin, semuanya berakhir tanpa hasil.

Kemudian pada 2015, ia bersama delapan wanita asal Maori mengikuti program percontohan untuk menggunakan rokok elektrik (vape) dalam upaya untuk berhenti merokok. Dalam beberapa minggu setelah memulai program Vape2Save, Mel merasa lebih sehat dan lebih energik. Setelah delapan bulan, ia juga bebas dari hutang, lantaran vaping 90 persen lebih irit daripada merokok.

Hampir empat tahun kemudian, Morris masih menghisap rokok elektrik, namun tidak sebanyak yang dia gunakan seperti masih merokok. “Tergantung pada seberapa banyak stres yang saya miliki di siang hari. Saya telah mengurangi jumlah nikotin dalam e-juice dan menggunakan perangkat vapingnya dari 18 mg / ml menjadi hanya 8 mg / ml.

Morris adalah salah satu dari lebih dari 300 wanita Maori yang sebagian besar telah menyelesaikan program tujuh minggu di Auckland. Sekitar 80 persen dari mereka berhenti merokok sepenuhnya selama empat minggu, yang merupakan definisi berhenti total menurut Kementerian Kesehatan.

Twitter/@Vape2Save
Program Vape2Save di Selandia Baru sukses membuat 80 persen peserta berhenti merokok.

Ruwhiu-Collins berpandangan tujuan dari program Vape2Save adalah berhenti merokok demi menyelamatkan kesehatan serta menghemat uang para perokok. Kedepannya, para peserta diharapkan juga akan berhenti vaping, meski jika itu tidak terjadi, lebih baik terus melakukan vaping ketimbang kembali merokok.

“Semua bukti yang ada menunjukkan bahwa vaping jauh lebih aman daripada merokok konvensional. Sebagian besar kerusakan yang disebabkan oleh merokok berasal dari bahan kimia pembakaran yang dilepaskan dari sisa pembakaran tembakau,” ujarnya.

Dia mengatakan sebagian besar wanita yang telah melakukan program Vape2Save telah mencoba berhenti merokok berkali-kali sebelum akhirnya sukses dengan vaping. “Mereka adalah perokok berat yang suka merokok dan tidak ada yang bisa menghentikannya. Mereka adalah kelompok yang sangat sulit untuk melepaskan tembakau,” ujarnya.

Badan Promosi Kesehatan sedang mengembangkan program kesadaran yang ditargetkan pada wanita muda Maori tentang menggunakan vaping sebagai cara untuk berhenti merokok. Sekadar informasi, Maori memiliki tingkat perokok wanita tertinggi di Selandia Baru, dimana 38 persen dari wanita Maori adalah perokok dibandingkan dengan tingkat merokok orang dewasa secara keseluruhan sebesar 16 persen.

Mihi Blair, manajer umum organisasi advokasi pengendalian tembakau nasional, mengatakan tingginya tingkat wanita yang merokok di Maori disebabkan oleh tingginya tingkat stres yang dialami wanita Maori lantaran banyaknya tanggung jawab yang mereka pikul keluarga mereka. Merokok adalah kesempatan untuk meluangkan waktu dan bersantai.

“Vaping menyediakan alternatif yang lebih sehat. Mereka bisa keluar dan melakukan vaping dan bernafas rileks. serta menjalani perilaku yang sama seperti mereka merokok. Kenyataannya adalah mereka menjalani kehidupan yang penuh tekanan, jadi mari kita fokus untuk membuat mereka berhenti merokok terlebih dahulu,” ujar Mihi.

(Via Noted)

Comments

Comments are closed.