Odhy Maulana: Coil Building Sebagai Hobby, Vape Store Sebagai Wadah Kreativitas

By Reiner Rachmat | Interviews | Kamis, 13 Juni 2019

Odhy Maulana merupakan salah satu coil builder berbakat dari Indonesia yang kemampuannya sudah diakui secara internasional.  Produk pre-build coils-nya, Inhale Coils sudah diakui kehebatannya dan bahkan disertakan dalam beberapa produk RDA terkenal seperti Druga RDA dan Artha RDA. Lalu apa yang membuat Odhy Maulana tertarik untuk coil building dan bagaimana kisahnya mendirikan salah satu vape store tersukses di kota Pekanbaru? Yuk, kita berbincang sedikit dengan Odhy Maulana untuk mengetahui lebih lanjut!

 

Sejak kapan mulai Ody mulai vaping?

Saya mulal nge-vape tahun 2015, waktu itu saya masih perokok aktif dan saya bertemu dengan salah satu teman yang memperkenalkan saya kepada vape ketika saya sedang tugas dinas di Jakarta. Beliau sangat sabar menjawab semua rasa ingin tahu saya terhadap vape. Saya juga waktu itu kebetulan  juga sedang niat ingin berhenti merokok, maka saya pun langsung tertarik untuk mulai vaping. Alhamdulillah, sampai sekarang saya sudah tidak pernah merokok lagi.

 

Bagaimana awalnya tertarik untuk menjadi seorang coil builder?

Dapat dikatakan bahwa saya seorang vape enthusiast dan saya melihat di dunia vape ini sendiri ternyata ada nilai seni yang bisa diapresiasi, mulai dari vape trick, cloud chase, sampai coil building. Terkait dengan kenapa saya pilih coil building, awalnya hanya iseng mencoba buat coil sendiri dengan mencontoh video tutorial di Youtube.  Lama-lama saya pun menjadi keasikan dan mulai masuk ke komunitas Indo Coil Builders (ICB). Dari situ, saya berkenalan dan berteman juga dengan sesama coil builders dari berbagai daerah. Di ICB, selain bisa mengapresiasi hasil karya builders lain, saya juga bisa berbagi pengetahuan dan  hasil karya kepada coil builders lain.

(Inhale Photography) Odhy: “Untuk sesama coil builders, ayo terus berkarya. Jangan pernah takut untuk mencoba hal baru dan menggali bakat kalian, terus belajar dan nikmatin prosesnya, mulai dari kegagalan hingga kesuksesannya.”

Bagaimana awal mendapat ide untuk membuka vape store?

Awalnya saya dan teman-teman kantor sering vapemeet dan kita mempunyai keterbatasan untuk mendapatkan perlengkapan vape yang kita inginkan. Hal ini dikarenakan kondisi pada waktu itu jumlah vape store di Pekanbaru masih sangat sedikit. Akhirnya saya dan dua orang teman sepakat untuk membuka vape store yang awalnya dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan perlengkapan vape kita sendiri. Saat pertama kali didirikan, vape store ini dinamakan “Mods Vape Shop”. Seiring waktu berjalan, kedua teman saya mengundurkan diri sebagai investor vape store kami dengan alasan memiliki kesibukan masing-masing. Akhirnya, saya memutuskan untuk tetap melanjutkan usaha vape store ini sendiri dan menggunakan nama House Of Inhale atau HOI.

 

Jika dilihat, konsep House of Inhale berbeda dari vape store yang lain?

Konsep dari HOI selain sebagai vape store, juga berfungsi sebagai workshop premade coil yang juga memiliki coffee shop dengan pilihan menu yang cukup variatif. Di HOI, para vapers bisa nongkrong, nge-vape sambil menikmati segelas kopi sekaligus dapat mempelajar coil buidling dengan melihat langsung proses pembuatan prebuild coils Inhale. Beberapa karya saya juga saya pamerkan di sebuah galeri yang saya namakan Inhale Studio.

 

Bagaimana Odhy menyikapi tarif cukai sebesar 57 persen?

Saya rasa tidak ada vapers yang tidak setuju dengan ini. Justru bagi saya hal ini seakan membuat vapers seperti terlahir kembali. Mengenai besaran cukai 57 persen, saya rasa pasti akan ada pro dan kontra, tapi semakin lama para vapers dan para pelaku industri produk vaping sendiri tanpa sadar sudah terbiasa dengan besaran tersebut. Tinggal bagaimana kita sebagai vapers dan para pelaku indusrti ini menjaga kepercayaan pemerintah yang telah diberikan kepada kita. Adalah tugas kita bersama untuk memajukan industri produk vaping di Indonesia.

(Inhale Photography) Konsep HOI selain sebagai vape store, juga berfungsi sebagai workshop premade coil serta coffe shop. Vapers bisa nongkrong, nge-vape sambil menikmati segelas kopi sekaligus dapat mempelajar coil buidling dengan melihat langsung proses pembuatan prebuild coils Inhale.

Apakah pengenaan tarif cukai memberikan dampak tertentu buat House of Inhale?

Dampaknya justru sangat positif, rasanya lega karena kini bisa berjualan dengan tenang karena produk yang kita jual telah diakui dan didukung oleh pemerintah. Memang pada awalnya pengenaan tarif cukai toko saya sempat mengalami penurunan dalam penjualan dan hal ini juga dirasakan oleh toko-toko lain. Sebelum adanya pita cukai ini, saya dan vaporista di HOI sudah menginformasikan ke konsumen terkait penyesuaian harga e-liquid, jadi konsumen pun memaklumi, walaupun banyak juga yang akhirnya tidak pernah datang ke HOI lagi. Namun hal tersebut hanya berlangsung sementara, karena sebagian dari mereka kembali lagi HOI karena memang harga yang kami berikan bisa dikatakan cukup bersahabat. Ha ha ha. Dampak positif lainnya, kini kita bisa memberikan kabar baik dan berbagi hal positif tentang vape kepada calon vapers dan mereka yang masih meragukan vape bahwa vape di Indonesia sudah legal dan diatur oleh pemerintah sehingga tidak mungkin yang kita jual di HOI merupakan barang ilegal seperti kebanyakan anggapan orang.

 

Sebagai penutup, apakah Odhy memiliki pesan yang ingin disampaikan kepada sesama pemilik store atau buat coil builder lainnya?

Untuk sesama “pejuang” di usaha vape store agar selalu jaga solidaritas, tetap saling mendukung  dan tetap menjaga kepercayaan pemerintah untuk tidak menjual e-liquid yang mengandung narkoba serta tetap berkomitmen untuk tidak menjual produk vaping kepada anak dibawah umur, apapun alasannya. Untuk sesama coil builders, ayo terus berkarya.  Jangan pernah takut untuk mencoba hal baru dan menggali bakat kalian, terus belajar dan nikmatin prosesnya, mulai dari kegagalan hingga kesuksesannya.

Comments

Comments are closed.