Ananda Mikola: “Bersepeda dan Vaping Tidak Berkontradiksi!”

By Vape Magz | Interviews | Rabu, 21 September 2022

 Siapa yang tidak kenal dengan pembalap andal Indonesia, Ananda Mikola? Pembalap yang telah menorehkan berbagai prestasi dalam dunia otomotif, seperti Juara Grup N Reli Indonesia dan juga turut mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional dengan meraih juara Formula Asia, kini sedang gemar menggeluti olahraga bersepeda. Yuk, kita simak perbincangan dengan pria yang akrab disapa Nanda ini!

Halo, Nanda! Sudah lama sekali tidak terdengar berita tentang Nanda. Apa kesibukan Nanda sekarang? Selama hampir dua tahun ini, tepat di awal-awal pandemi tahun 2020, saya semakin gigih menjalankan gaya hidup sehat. Maklum, umur saya juga sudah mencapai 42 tahun juga. Sebagai seorang yang masih aktif menekuni dunia balap, bobot saya terbilang overweight pada waktu itu. Mungkin hampir menyentuh angka 86 kilogram dan saya juga cukup kesulitan untuk menurunkan berat badan. Akhirnya, saya memutuskan untuk menekuni olahraga bersepeda. Usaha saya ini akhirnya membuahkan hasil karena saya berhasil menurunkan sekitar 10 kilogram hingga 76 kilogram. Memang saya masih harus berjuang untuk menurunkan beberapa kilogram lagi. Tentunya, dengan tetap bersepeda dan juga mengatur pola hidup sehat.

Kenapa Sepeda? Menurut saya, bersepeda itu seru.. Selain bertemu banyak teman baru dan memperluas networking, ada manfaat positif yang didapatkan, terutama untuk urusan kesehatan. Karena seiring pertambahan usia, tak dipungkiri, penyakit juga berpotensi besar untuk datang. Meski bangun pagi menjadi tantangan tersendiri bagi sebagian orang, namun saya bersama dengan teman-teman yang tergabung di dalam klub Roadsay Cycling Culture sudah terlatih dan disiplin untuk bangun pagi dan bersepeda. Biasanya jam 05.30 WIB, kita sudah ready di atas sepeda. Setelah pulang atau sarapan, biasanya saya juga membiasakan untuk tetap terbangun, walaupun kadang terasa lelah dan mengantuk. Tapi setelah menjalaninya, lama-lama saya pun menjadi terbiasa dan justru merasa lebih segar menjalani keseharian saya.

Nama komunitas Nanda, Roadsay Cycling Culture, siapakah yang menamainya demikian? Sebenarnya nama “Roadsay” sendiri berasal dari nama panggilan yang biasa disematkan kepada saya, yaitu “Say” seperti layaknya memanggil seorang kekasih. Tapi jangan salah tanggap ya, bukan wanita yang memanggil saya begitu, tetapi teman-teman saya sesama komunitas penggemar sepeda Brompton yang juga hobi bermotor dan pastinya juga untuk candaan saja, ha ha ha. Nah, pada saat itu, komunitas sepeda Brompton tersebut yang berdiri pada tahun 2018 bernama “Brompsay Cycling Culture”. Ketika saya beralih ke road bike, berhubung beberapa teman saya dari Brompsay juga turut bergabung, maka namanya pun diseragamkan menjadi “Roadsay Cycling Culture”.

Boleh ceritakan sedikit mengenai Roadsay Cycling Culture? Seperti berapa banyak anggotanya saat ini dan persyaratan untuk bergabung? Roadsay Cycling Culture berisikan hampir 50 orang, dengan kategori usia rata-rata sekitar umur 25 tahun. Komunitasnya terbilang cukup solid dan sering kumpul bareng, tak terkecuali dengan komunitas lainnya. Biasanya dalam satu komunitas sepeda, umumnya terdapat perbedaan dalam hal performa. Seperti di Roadsay misalnya, terdapat 2 atau 3 pleton, di mana pleton pertama doyan ngebut, sedangkan pleton keduanya nggak ngebut-ngebut amat dan yang ketiga yang lebih memilih bersepeda santai. Kalau saya sendiri, walaupun sudah berumur 40-an tahun, saya masih suka berkompetisi dengan mereka yang masih berumur 20-an tahun. Mungkin karena saya juga merasakan adrenalin yang sama ketika saya masih aktif membalap dulu, dimana saya juga sering berkompetisi dengan banyak pembalap-pembalap yang lebih muda. Selain itu, kalau saya mampu mengikuti pace-nya dari mereka yang lebih muda dari saya, ada excitement tersendiri yang saya rasakan. Untuk persyaratan, sebenarnya tidak ada, pokoknya kalau hobi bersepeda dan memiliki road bike, dipersilahkan bergabung. Kalau masih baru dalam hal bersepeda, tidak perlu khawatir karena Roadsay sering menghadirkan atlet sepeda profesional dari yayasan atlet untuk memberikan coaching clinic. Biasanya mereka memberikan arahan atau panduan cara bersepeda, seperti menjaga pace, menjaga stabilitas dan juga aerodinamik. Ketiga hal tersebut sangat penting karena jika tidak dilakukan dengan benar, maka akan dapat mengacaukan ritma pesepeda lain yang bersepeda dengan kita dan bukan tidak mungkin dapat menyebabkan kecelakaan.

Apakah target Roadsay Cycling Culture kedepannya? Kalau target pribadi, saya berharap bisa mengikuti lomba, jadi bukan hanya sekedar hobi saja. Saya sendiri harus memiliki target untuk setiap aktivitas yang saya tekuni. Kalau untuk Roadsay, saya berharap bahwa komunitas ini dapat menjadi wadah bagi para penggemarolahraga sepeda, terutama road bike. Namun bukan hanya sekedar hal bersepeda saja, tetapi juga untuk menjalin pertemanan dan networking dan tentunya untuk menghindari hal-hal negatif dengan melakukan hal yang positif dengan bersepeda atau sekedar nongkrong dengan teman-teman yang memiliki hobi yang juga positif, yaitu bersepeda.

Bagaimana pandangan Nanda tentang vape? Saya sendiri bukan perokok, tetapi saya kadang nge-vape. Menurut saya, vape sendiri sudah menjadi gaya hidup atau lifestyle, jadi bisa dibilang sudah menjadi hal yang lumrah. Maka dari itu, industri vape harus lebih diperhatikan secara serius. Vape sendiri juga, berdasarkan apa yang saya tahu, kandungan nikotin pada vape masih bisa ditolerir dan juga tidak mengeluarkan tar layaknya rokok. Vaping juga tidak terlalu mengganggu temanteman lain saat nongkrong karena tidak berbau pekat seperti rokok, walaupun
tetap harus diperhatikan membuang uapnya kemana, seperti ke muka teman misalnya. Jaga sikap saling menghormati saja. Banyak juga kok, teman-teman di Roadsay yang nge-vape. Menurut saya, berolahraga dan vaping tidak berkontradiksi karena vape sendiri bisa dikatakan tidak seberbahaya rokok yang dapat mengakibatkan berbagai penyakit gangguan pernapasan. Tapi tentu saja, harus tetap dijaga konsumsinya, imbangi dengan berolahraga dan pola hidup yang sehat.

Sempat ada kabar bahwa Nanda terkena serangan jantung. Apakah hal tersebut benar? Ya, memang itu benar. Saya sempat mengalami serangan jantung beberapa waktu yang lalu. Saat ini pun, saya dipasangi sebuah ring jantung pada jantung saya. Penyebabnya, yang saya tahu adalah karena stress berlebihan yang saya alami ketika jatuh bangun menjalankan usaha saya. Ditambah lagi dengan pola hidup saya yang saat itu kurang sehat, seperti kurang tidur, makan tidak teratur dan mengkonsumsi minuman beralkohol. Maka dari itu lah, saya memutuskan untuk bersepeda untuk menjaga kesehatan saya. Banyak yang menanyakan apakah tidak apa-apa bagi saya yang sudah terkena serangan jantung justru berolahraga. Justru jika kita memasang ring jantung, kita diharuskan untuk berolahraga untuk mencegah penyumbatan. Tentunya, juga harus mengatur pola hidup yang lebih sehat, seperti cukup istirahat, makan dengan teratur dan juga menghindari konsumsi makanan dan minuman yang membahayakan, seperti makanan berkolesterol tinggi dan minuman beralkohol.

Terakhir, apakah Nanda mempunyai pesan untuk para vapers di Indonesia? Seperti yang saya katakan sebelumnya, industri vape harus benar-benar dibangun dengan serius. Jangan hanya membuat industri ini “begitu-begitu saja.” Selalu berinovasi dan menghadirkan hal baru tapi dengan tetap menjaga integritas. Bagi vapers, walaupun nge-vape, jangan lupa untuk selalu menjalani pola hidup sehat dan terus berolahraga. Jangan jadikan kesibukan sebagai alasan untuk tidak berolahraga. Carilah waktu yang tepat untuk berolahraga, walaupun hanya setengah jam setiap harinya. Jangan pula jadikan umur sebagai alasan untuk tidak berolahraga, karena faktanya berolahraga dapat menjaga kesehatan sehingga dapat memperpanjang umur kita.

 

Comments

Comments are closed.