Produsen Rokok Konvensional Mulai Ekspansi Ke Bisnis Vape, Begini Kata APVI

By Vape Magz | News | Selasa, 7 Juni 2022

Ketua Umum APVI, Aryo Andrianto ( Sumber Foto : Instagram @aryoandrianto)

Vapemagz– Emiten produsen rokok konvensional seperti PT HM Sampoerna Tbk dan PT Gudang Garam Tbk sudah menjalankan beberapa program terkait ekspansinya ke Bisnis Rokok elektrik (Vape). Diketahui, salah satu produk yang sudah diluncurkan ke pasaran saat ini ialah IQOS milik PT HM Sampoerna Tbk yang penjualannya cukup laris manis dipasaran.

Menanggapi hal ini, Ketua Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia (APVI), Aryo Andrianto mengatakan, produsen besar rokok konvensional seharusnya tidak mengambil ceruk pasar dari jumlah perokok elektrik (vapers). Dia menyarankan, alangkah lebih baik jika perusahaan kapital tersebut mengambil konsumen dari jumlah perokok konvensional yang kini mencapai 80 juta lebih.

“Jadi lebih baik ambil diluar market vape dan pasti kita akan bantu, jangan sampe kue yang ada ini diambilin sama perusaahan yang besar. Sedangkan potensinya kan sangat besar, karena kita bisa lihat perokok di Indonesia itu jumlahnya sekitar 80-90 juta perokok,” Ujar Aryo kepada Vapemagz Indonesia, Selasa (6/7/2022).

Dia beralasan, hal ini lantaran jumlah perokok elektrik (vapers) di Indonesia masih sedikit yakni sebanyak 2,2 juta lebih, sehingga ia khawatir, jika perusahaan besar tersebut mengambil market dari jumlah perokok elektrik, maka akan merugikan pelaku industri yang sejak awal berkecimpung di dunia rokok elektrik (vape).

“Jadi kalau kita berebutan di angka pengguna rokok elektrik yang sudah ada ngapain ? Jadi saya rasa perusahaan rokok konvensional yang mau main di vape juga harus tahu marketnya itu bukan di angka pengguna vape, tapi di 80-90 juta perokok,” terangnya.

Produk IQOS yang dikeluarkan oleh PT HM Sampoerna Group (sumber foto : www.Instagram.com)

Terlepas dari hal itu, salah satu cara untuk melawan gempuran dari perusahaan besar rokok yakni dengan menguatkan solidaritas antar pelaku usaha di industri vape. Dengan kekompokan tersebut, secara otomatis pelaku industri rokok elektrik tidak akan kehilangan konsumennya, walaupun perusahaan besar rokok melakukan ekspansi.

“Kita bisa lihat perusahaan top rokok di dunia hampir semuanya sudah punya produk rokok elektrik ini. Jadi sekarang kita bagaimana caranya di industri lokal buat ngejaga dan kompak, agar serangan dari perusahaan yang besar ini kita bisa bertahan dari gempuran mereka,” tegas Aryo.

Kendati demikian, CEO Upods Indonesia ini secara personal merasa tak masalah jika perusahaan kapital sekelas PT HM Sampoerna Tbk dan PT Gudang Garam Tbk ingin turut serta meramaikan industri rokok elektrik. Terlebih, industri rokok elektrik mempunyai pottensi bisnis yang tinggi secara finansial.

“Kita akan terbuka terhadap siapapun terhadap perusahaan apapun di industri ini, apapun itu mau perusahaan besar maupun kecil. Karena memang potensi di industri vape ini sangat besar, dengan adanya potensi yang besar pasti pengusaha sekelas HM Sampoerna udah melirik kesini,” pungkasnya.

Comments

Comments are closed.