Ukraina Menggunakan Laporan WHO Untuk Merancang Undang-Undang Larangan Rasa Liquid

By Bayu Nugroho | News | Senin, 2 Agustus 2021

Anggota parlemen Ukraina meloloskan undang-undang baru yang melarang penggunaan produk Electronic Nicotine Delivery Systems (ENDS) di tempat umum berlaku juga untuk iklan, sponsor, dan promosi berbagai produk tembakau alternatif. Undang-undang tersebut juga melarang penjualan liquid selain rasa tembakau.

Para anggota parlemen merancang undang-undang tersebut menggunakan laporan baru World Health Organization (WHO) yang menunjukkan bahwa perangkat vape merupakan pintu gerbang untuk merokok, dan mereka sama berbahayanya dengan rokok konvensional.

Dalam laporannya tentang vaping, yang diterbitkan pada hari Selasa, WHO menyetujui 32 negara untuk melarang penjualan dan penggunaan vape. Namun, orang-orang masih diperbolehkan merokok, yang menurut data bertanggung jawab atas lebih dari tujuh juta kematian setiap tahun secara global, menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC).

Westchester Health
Anggota parlemen juga mengklaim bahwa larangan rasa akan mengurangi tingkat vaping pada anak di bawah umur di Ukraina.

“84 negara masih tidak memiliki larangan atau peraturan untuk menangani ENDS, membuat mereka sangat rentan terhadap aktivitas tembakau dan industri terkait,” kata laporan tersebut, yang didanai oleh Bloomberg Philanthropies, yayasan milik miliarder Amerika dan mantan New Walikota York City Michael Bloomberg.

Bukan kebetulan, Bloomberg telah ditunjuk sebagai “WHO Global Ambassador for Noncommunicable Diseases and Injuries,” gelar kehormatan yang diberikan sebagai pengakuan atas uang yang ia habiskan untuk pengendalian tembakau dan upaya kebijakan kesehatan lainnya, menurut WHO.

Pendukung pengurangan dampak buruk tembakau dan perwakilan industri vaping mengecam laporan WHO sebagai “tidak masuk akal dan berbahaya.”

(Via Independent Women’s Forum)

Comments

Comments are closed.