Peneliti Mendesak Larangan Filter Rokok

By Bayu Nugroho | News | Senin, 3 Mei 2021

Komunitas kesehatan masyarakat dan kesehatan lingkungan harus bersatu untuk melarang filter rokok untuk kepentingan manusia dan planet, menurut penulis studi dari University of Bath.

Diperkenalkan pada tahun 1860-an untuk mencegah serpihan tembakau memasuki mulut perokok, filter rokok kemudian dipasarkan sebagai alat untuk mengurangi risiko kesehatan akibat merokok. Namun, penelitian menunjukkan bahwa filter tidak mengurangi risiko tersebut, bahkan dapat meningkatkan risiko kesehatan karena mengharuskan perokok untuk menarik napas lebih dalam.

Filter berbahaya bagi lingkungan, setiap tahunnya diperkirakan 4,5 triliun filter rokok tercemar ke lingkungan. Filter yang dibuang biasanya terbuat dari selulosa asetat, bahan yang sulit terurai dan mengandung zat beracun yang dapat larut ke lingkungan.

Penulis studi tersebut skeptis tentang upaya industri untuk mengembangkan filter yang dapat terurai secara hayati. Menurut penulis, filter tersebut masih akan melepaskan bahan kimia berbahaya ke lingkungan, jika dibuang dengan tidak benar.

Twitter / Tealwalf
Para peneliti juga mempermasalahkan inovasi seperti filter tersembunyi “crush“, yang menurut mereka dirancang untuk membuat rokok lebih menarik dan membantu perusahaan tembakau menghindari pembatasan iklan.

Terlebih lagi, filter yang dapat terurai secara hayati dapat digunakan untuk mempromosikan merokok dan meningkatkan citra industri tembakau. “Kemungkinan industri tembakau akan menggunakan filter biodegradable yang bisa menjadi peluang pemasaran baru,” tulis para penulis.

Menurut penulis studi tersebut, EU Single Use Plastics Directive melewatkan peluang penting dengan mengecualikan filter rokok dari larangan plastik sekali pakai. “Di Britania Raya, industri tembakau melakukan pembersihan sampah terkait merokok yang justru digunakan sebagai peluang untuk berinteraksi langsung dengan pemerintah, sehingga mengeksploitasinya sebagai celah dalam perjanjian WHO FCTC,” tulis mereka.

(Via Tobacco Control)

Comments

Comments are closed.