Relx Gelar Penelitian Efek Kesehatan Vaping Di Tengah Keras Regulasi

By Bayu Nugroho | News | Sabtu, 21 November 2020

Relx Technology baru-baru ini mengumumkan peluncuran operasi di laboratorium bioscience rokok elektrik yang baru didirikan yang berlokasi di International Bioindustry Valley, Shenzhen pada 17 September 2020. “Rokok elektrik terkadang dicurigai, karena kami memiliki pengetahuan yang tidak lengkap,” kata Wen Yilong, co-founder and head of R&D and supply chain Relx.

Relx menjelaskan bahwa laboratorium bioscience baru akan mempelajari efek kesehatan dan dampak perilaku jangka pendek dan panjang dari rokok elektrik, dibandingkan dengan rokok tembakau, menggunakan model cetakan 3D dari paru-paru manusia. Tim peneliti juga akan memeriksa dampak produk Relx pada sistem kardiovaskular, pernapasan, dan saraf hewan dengan mengujinya pada tikus.

“Misi laboratorium bioscience Relx untuk menjelajahi yang tidak diketahui. Kami ingin mengumpulkan bukti melalui pendekatan ilmiah dan berusaha untuk membuktikan potensi rokok elektrik tidak terlalu berbahaya, sehingga memberikan pengguna opsi untuk memilih alternatif bagi para perokok,” kata Wen.

Handout
Cetakan 3D dari paru-paru manusia yang digunakan selama proses penelitian.

“Sebagai produk inovatif, rokok elektrik menghadapi banyak keraguan sejak awal. Banyak karakteristik yang belum terjawab secara ilmiah, dan itulah mengapa kami memutuskan untuk maju ke sains,” tambah Wang.

Sementara itu, bisnis vape masih beroperasi di wilayah abu-abu regulasi di China, karena tidak ada regulasi nasional yang memberikan standar untuk pembuatan dan penjualan produk yang aman.

(Via South China Morning Post)

Comments

Comments are closed.